Halaman

Banner 468 x 60px

 

Rabu, 03 April 2019

Sang Penanggal

0 komentar
Naskah Lakon SANG PENANGGAL Ditulis Oleh Ramadita B. Sasongko PEMERAN IDA : Orang Gila, 27 th BAGAS : Pemuda Desa, ramah, taat agama dan baik hati ; 25th DEVI : Ibu RT, Ramah dan baik hati ; 40th PRAS : Suami Devi, ketua RT, dewasa dan wibawa ; 45th DITA : Gadis desa, mudah bergaul, baik hati ; 25th SAIFUL : Suami Anjar, orang kaya, perhatian, pencemas ; 35th ANJAR : Pelit, Perhitungan dan sombong ; 30th SYARIF : Suami Tika, percaya takhayul, sok intelek dan pemberani ; 30 HERU : Suka mengada-ada, penakut, pelupa; 30th MELLA : Adik Bagas rasa ingin tau yang kuat, pemberani ; 13th LOKASI DESA TRANS DI PEDESAAN KALIMANTAN TENGAH ADEGAN I LAMPU FADE IN, DIDALAM RUMAH BU RT (IDA, DEVI, ANJAR, PRAS, BAGAS, SYARIF, HERU) IDA : Uuuuhhhhh..... eeehhhh.... aaaahhhhh.... DEVI : Terus bu sedikit lagi IDA : aaaakkkkkkhhhh...... DEVI : iya terus bu kepala orokmu sudah terlihat IDA : eeeeeeehhhhhh..... DEVI : Terus buuu.... ayooo buuu..... IDA : enggak kuat buuu.... eeehhhhh..huh huhhuh... eeehhhhh DEVI : iya terus bu terus kamu kuat bu IDA : eeeekkkkkk.....huh eeeeekkkkk..... DEVI : terus bu terus.....sebentar lagi... nyebut bunyebut IDA : huh huh..... eeeeekkkkkkkk.... Allahu Akbar..... eeeekkkkkk..... DEVI : kepalanya udah keluarbu... IDA : Allahu Akbar.... eeeekkkk..... (OOOEEEKKKK.... OEEEEKKKK..... SUARA TANGISAN BAYI, PARA BAPAK-BAPAK YANG BERJAGA DILUAR RUMAH BU RT TERLIHAT GEMBIRA) DEVI : alhamdulillah bu anak ibu lahir dengan sehat dan selamat, anak ibu perempuan bu, cantik seperti ibu IDA : Alhamdulillah... mana bu, aku mau lihat anakku dulu sebelum dimandikan DEVI : ini bu, cantikan IDA : Iya bu cantik, Allhamdulillah terimakasih ya Allah. DEVI : ya sudah saya mandikan dulu ya bu. ANJAR : selamat ya bu anakmu lahir dengan selamat, cantik kayak kamu bu. IDA : Bagas ada diluarkan bu? Aku ingin dia yang mengazani anakku, agar sholehnya pemuda itu bisa menular pada anakku itu ANJAR : iya ada kok, diluar. Apa aku panggilkan sekarang? IDA : iya nanti aja to bu? Setelah aku susui anakku dahulu. ANJAR : gimana rasanya bu? Setelah kamu melahirkan anak dan sekarang kamu jadi ibu. IDA : seneng banget bu, sampai aku ndak bisa mengungkapkan dengan kata, kamu kapan nyusul? ANJAR : doakan ya biar cepet dititpin jabang bayi (MENGELUS PERUT) DEVI : ini bu kamu susuhi dahulu. IDA : iya bu ( TIBA-TIBA LAMPU BERKEDIP SELAMA BEBERAPA MENIT DI SELA LAMU BERKEDIP TERIAKAN HISDTERIS IDA TERENGAR KERAS DAN LAMPU KEMBALI TERANG) IDA :AAAAAAAKKKKKKK..... Dia mengambi anakku? DEVI : Astagfirullah, bu ida anakmu dimana bu? (menenangkan ida) IDA : anak ku dia mengambil anakku orang itu iyaa orang itu... dia orang itu, iya orang itu, anak ku anak kuuuuu (menangis histeris), anakku dia mengambil anakku, anakku diambil dia... DEVI : bu istighfar bu! Dia siapa? Tenang dulu bu IDA : dia orang itu, iya orang yang telah mengambil anakku DEVI : orang siapa bu? (SELURUH BAPAK-BAPAK MASUK KERUMAH BU RT) PRAS : ada apa? DEVI : anaknya bu ida menghilang pak? (menangis) PRAS : apa? Siapa yang mengambil bu? DEVI : enggak tau pak tiba-tiba menghilang IDA : dia dia yang mengambil anakku, dia iya orang itu, aku sangat mengenalnya, dia orang ituuu, dia yang mengambil anakku. PRAS : Bapak-bapak tolong beritahu warga lain, barang kali orang yang dimaksud bu ida belum jauh dari sini. BAGAS : iya pak, mari bapak-bapak. IDA MENGOCEH TAK JELAS DAN TERUS MENYERUKAN ORANG DAN ORANG, HINGGA AKHIRNYA DEVI MENYUNTIKAN OBAT PENENANG. HERU : Kami tidak menemukan apa-apa pak, dan hasilnya nihil. PRAS : terus bapak-bapak yang lain dimana? BAGAS : kita bagi tugas pak setiap pos kampling kami isi dengan 4 orang dewasa, dan yang kebagian untuk dirumah pak RT saya, pak heru, pak syarif. PRAS : Ya sudah kalau begitu, terimaksih ya nak bagas. BAGAS : iya pak, sama-sama, ini sudah menjadi tanggung jawab bersama, terus bagaimana dengan keadaan bu ida? PRAS : dia masih dia bawah pengaruh obat penenang SYARIF : ini sebuah tragedi fenomena terbaru di kampung kita, mana mungkin seorang bayi yang mau dilahirkan bisa hilang tanpa bekas seakan-akan bayi itu hilang dan lenyap ditiup angin, dan setelah dikelilingi seluruh penjuru desa hingga lubang kecil, tak ditemukan sama sekali jejak pencurinya. PRAS : pak syarif kita sedang keadaan duka, jangan sampean menambah ruwet keadaan, dengan kata-kata mu yang susah dicerna itu. HERU : iya kamu ni pak syarif, sukanya membuat panas keadaan yang sudah panas PRAS : sudah lah pak heru jangan saling menyalahkan, sekarang harusnya kita mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini, siapa yang mengambil bayi bu ida. SYARIF : loh tapi emang sebuah keganjilan yang nyata, bagai mana mungkin seorang bisa tanpa jejak masuk kedalam rumah dan keluar tanpa diketahui orang, dan saya kira dia pasti menggunakan ilmu hitam agar kita semua yang ada disini terkelabuhi olehnya. HERU : itu enggak masuk akal pak. SYARIF : tidak masuk akal bagaimana? Andaikan saja jaringan otak anda bisa menerima dan percaya dengan hal yang diluar logika, seperti ilmu hitam misalnya, maka akan dapat dengan mudah menerima bahwa dalam nestapa kehidupan yang seperti ini, semoa orang akan melakukan apapun untuk mendapatkan hasil yang dia harapkan. PRAS : pak syarif kata-kata sampean itu lho ndak bisa dipahami dengan sekli dengar HERU : iya nih, sok intelek omongannya, mentang-mentang kerja di perusahaan sawit udah sombong minta ampun, pakai kata-kata aneh lagi. BAGAS : Oh pak pras begini saja bagaimana kalau kita tanyakan langsung pada bu ida, mungkin ketika dia bangun nanti dia sudah tenang dan mungkin saja dia bisa memberi tau kita siapa orang yang dia maksud tadi. PRAS : bagus itu saran yang bagus, baiklah kalau begitu kita tunggu bu ida siuman. HERU : halah kamu ini gas,malah membuat lama jangan-jangan pencuri itu bersengkokol sama kamu’jadi kamu sengaja memperlama waktu agar temanmu itu kabur dan berlari jauh dari sini, iya kan? BAGAS : Astagfurullah pak heru, atas dasar apa sampean menuduh saya seperti itu? HERU : loh itu kamu sengajakan memperlama waktu gas BAGAS : saya tidak mungkin pak melalukan perbuatan sekejam itu HERU : Halah ngaku saja kamu DEVI : Pak pak bu ida sudah siuman BAPAK-BAPAK MASUK KEDALAM RUMAH IDA : Anakku mana anakku? Bu devi mana anakku? Pak pras mana anak ku? Pak mana anakku? Mana pak bu? Mana anakku? PRAS : bu tenang dulu bu IDA : anakku diambil dia? Dia mana dia sekarang diamana? Dimana pak bu? Dimana dia? Aku harus mencarinya sebelum dia pergi menjauh. BAGAS : Bu tenang dulu bu tenang,kita akan menacinya bersama-sama IDA MEMBERONTAK DAN KELUAR DARI RUMAH RUMAH PAK RT DENGAN TERSEOK-SEOK KARENA BAGIAN INTIMNYA MASIH SAKIT BAGAS : bu mau kemana bu?bu ida PRAS : bu tunggu bu,ibu mau kemana BAPAK-BAPAK MENGEJAR BU IDA LAMPU FADE OUT ADEGAN II LAMPU FADE IN, DIDEPAN RUMAH PAK RT (IDA, ANJAR, LINA) IDA : Nina bobok oh nina bobok, kalau tidak bobok digigit nyamuk, bobok lah bobok anak ku sayang..... ANJAR : Bu’ lihat tuh Bu Ida, gara-gara anaknya yang hilang, dia jadi gila kayak gitu, kenapa sih Pak RT ndak bawa dia ke Rumah Sakit Jiwa biar ndak mengganggu kenyamanan kita, gara-gara ada dia juga kita selalu dibuat pusing belum ngasih makan ke dia, harus menggantikan pakainnya pula, aku sih enggak mau bu. LINA : Iya sih bu, tapi kasihan jugakan kalau dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa, bu ida juga kelihatanya enggak gila dia hanya stress bu, dia hanya butuh waktu untuk memulihkan kesehatanya aja, apalagi dia ditinggalkan suaminya saat dia masih mengandung muda, ditambah dengan hilangnya anak pertamanya yang sangat misterius itu. ANJAR : Duh bu Lina ini gimana to? Jelas-jelas dia gila, kalau soal suaminya ya salah sendiri kenapa dia enggak bisa jaga suaminya sendiri, ya sudahlah suaminya kabur dengan wanita lain. LINA : Hus Bu Anjar jangan ngomong sembarangan itukan belum tentu kebenarannya, lha wong dia juga masih bisa ngomong sama kita tapi emang ndak jelas dia ngomong apa, tapi seakan-akan omonganya itu sebuah pesan buat kita bu. ANJAR : ah terserahlah mau gila mau stress yang penting dia itu udah buat kita enggak nyaman sama celotehannya itu bu, pesan? Pesan apa? Pesan dari langit? Udahlah bu enggak usah kamu abaikan omongannya itu. LINA : Bu ida udah makan? (MENDEKATI IDA) ANJAR : Bu lina kenapa sih? Kenapa sih pake tanyak-tanyak dia, udahlah bu biarin ajalah enggak ada gunanya ngurusin orang gila, kalau dia sampai mati kan kita juga yang enak, enggak harus repot-repot ngurusin dia lagi. LINA : Bu anjar jangan gitu, ketika beliau masih sehat dan belum seperti ini kan kalian sangat dekat bu, bahkan kalian juga sering keluar bersama. ANJAR : Itukan dulu bu sekarang ya sekarang dong... udah yuk bu kita tinggalin dia, percuma enggak bakal dijawab juga sama dia, udah biar mati aja dia, dasar orang gila nyusahin!!! LINA : Astagfirullah bu Anjar, bu Istigfar bu Istigfar... ANJAR : Kamu ini lho bu dibilangin kok susah, ya sudah kalau kamu pengen ngurus dia sampek mulut ibu berbusa dia enggak akan jawab pertanyaan mu tadi, yang ada berceloteh enggak jelas, aku duluan ya bu, kasihan kandunganku amit-amit sampai seperti dia bu. LINA : Bu jangan marah-marah enggak baik buat kandungan dan bayi mu ANJAR : ah sudah lah yang penting bayiku akan kujaga biar enggak hilang kayak bayinya... LINA : Bu Anjar, sudah bu!!! ( ANJAR SUDAH BERLALU) IDA : Biarkan-biarkan wanita itu, biarkan, biarkan, biarkan. Ia pasti datang, ia pasti datang, pasti dan pasti datang pada saat itu, dia akan kehilangan, aku jamin, aku jamin LINA : Siapa bu? Siapa yang mau datang? IDA : Dia iya dia LINA : Dia siapa bu? IDA : orang itu, orang itu!! LINA : orang yang mana bu? Siapa? IDA : Dia dia akan datang pada saat itu dan dia akan menangis, dia akan menangis, dia akan mengambilnya juga, dia di sekitar sini, dia berkeliaran, dia menyamar, dia diaa hahahahaa iya dia, kalian jugaa akan lihat nanti, lihat, kalian akan merasakannyaa hahahahahahaa (TIBA-TIBA MENANGIS) anakku... anakku.. pulang nak... LINA : Bu sabar bu... (MEMELUK IDA) LAMPU FADE OUT ADEGAN III SET DEPAN RUMAH PAK RT, IDA KELUAR DARI BELAKANG RUMAH PAK RT DENGAN MEMBAWA BONEKA. (IDA, DEVI, PRAS, AYU, MELA, BAGAS, DITA) IDA : anakku kapan kamu pulang? Ibu udah kangen nak, apa kamu enggak kangen sama ibu? Ibu capek nak harus nunggu kamu terus kapan kamu mau nemuin ibu? Oh kamu udah pulang? Kamu haus nak? Enggak haus? Terus apa? Laper? Enggak juga? Apa? Mau mandi? Enggak juga? Apaa? Jawab!!!!! (MELEMPAR BONEKA) kamu bukan anakku! Anakku? Dimana kamu nak? Dimana? (teriak) DEVI KELUAR DARI DALAM RUMAH DEVI : ida! Kamu kenapa lagi da? IDA : Anakku mana anak? Mana? Dia belum pulang jugakan? Pasti masih bersama orang itu! Mana orang itu mana? Dia pasti akan kesini lagi, pasti! (MENANGIS) DEVI : ida! Ida! Ida! Cukup da cukup, tenang ya da tenang. (memeluk ida) Udah kamu yang tenang ya, sabar sabar ya, pak pak PRAS : iya bu ada apa? Astagfirullah kenapa lagi ida bu? Dia marah marah lagi? Ayo bu angkat dia ke kursi DEVI : Pak tolong buatkan bubur untuk dia pak PRAS : kan buburnya udah habis bu, warga belum ada yang menyumbangkan lagi untuk makan bu ida bu DEVI : yasudah kalau begitu pak, bapak gunakan uang belanja ibu untuk membeli bubur untuk ida PRAS : enggak usah bu bapak masih ada simpanan di dompet, yasudah bapak belikan dulu ya DEVI : jangan kamu yang beli pak, suruh saja ayu yang beli pak, kamu temani aku, barang kali ida mengamuk lagi PRAS : yuu ayuuu..... MELA : Asslammu’alaikum... PRAS, DEVI :Wa’alaikummussalam... AYU : iya pak bu? PRAS : nah kebetulan sekali kamu datang mel temani ayu beli bubur buat bu ida mau kan? AYU : beli bubur pak? MELA : udah yu kelamaan kamu, udah ah ayok (MENARIK AYU) IDA : anakku? Kamu anakku kan? (MELIHAT PADA MELA) ibu rindu nak kamu enggak rindu apa sama ibu? Kamu cepat sekali ya besarnya, iya kamu pasti anakku yang hilang diambil orang itu kan? Sini nak. DEVI : mela sini mel, kamu enggak takut kan sama bu ida? MELA : enggak kok bu RT (PERLAHAN MENDEKATI IDA) DEVI : kalau begitu bapak saja yang temani ayu beli bubur ya pak PRAS : ya sudah yok dek kita beli bubur (SAMBIL BERJALAN) AYU : bu ida sakitnya belum sebuh-sembuh ya pak? Kok sakitnya aneh ya pak, sakit kok malah keluyuran keluar rumah. PRAS : dek hus... AYU : emang kenapa pak? Kok dek ayu enggak boleh ngomong?(KELUAR PANGGUNG) IDA : sini deket ibu nak... DEVI : sini mel... jangan buat bu ida kaget yak MELA TIDUR DIPANGKUAN IDA, DAN MENGELUS-ELUS RAMBUT MELA SEAKAN ITU ANAK KANDUNGNYA, MASUK KERUMAH IDA : nina bobok oh nina bobok kalau tidak bobok digigit nyamuk..... ANJAR MASUK KEDALAM PANGGUNG ANJAR : heh mela... ngapain kamu disitu? Jorok-jorok nanti kamu kena penyakit (MENARIK MELA DARI PANGKUAN IDA, IDA PUN KETAKUTAN) IDA : orang itu... orang itu... anakku... anakku... ANJAR : hay orang gila dia itu bukan anakmu... orang kamu itu kehilangan anakmu baru satu bulan yang lalu, dasar kalau gila ya gila aja MELA : bu anjar kok jahat sih sama bu ida, kan kasihan bu ANJAR : udah kamu itu dengerin kataku aja jangan deket-deket dia, nanti kamu ketularan gila kayak dia kamu mau? DEVI : bu anjar ada apa ini? Kok sudah marah-marah didepan rumah saya lagi ANJAR : bu RT juga, kenapa sih bu membiarkan mela dekat-dekat dengan si orang gila ini, enggak kasihan apa sama melanya? IDA : anakku... anakku... ANJAR : ngoceh aja terus dasar gila (MELEMPAR IDA DENGAN SAYURAN, IDA BERLARI MENJAUH) MELA : bu anjar udah bu kasihan bu ida ANJAR : tuh lihat bu. Masa yang di bela sama mela malah yang gila dari pada yang waras seperti aku? IDA : udahlah bu kasihan kandunganmu itu MELA : mela enggak membela yang gila, atau memusuhi yang sehat tapi bu anjar itu selalu saja menindas yang sedang memiliki cobaan ANJAR : anak kecil sok ngajarin orang dewasa ya! Dasar! Orang disini sudah gila semua! Aduh... (MEMEGANG PERUT) IDA : tuh kan bu anjar... duduk dulu.. mari bu... ANAJAR : enggak usah.. enggak usah aku langsung pulang aja, ntar anakku terserang firus gila kayak kalian lagi. ANJAR KELUAR, BAGAS MASUK AYU : ibuuuu................ BAGAS : Asslammualaikum MELA, IDA : waalaikummussalam MELA : kak... (mendatangi bagas) BAGAS : bu RT apa kabar bu? Bagaimana keadaannya bu ida? DEVI : alhamdulillah baik, alhamdulillah bu ida juga sehat hanya saja dia masih belum pulih dari traumanya BAGAS : oh ya, ini bu titipan dari pak RT buburnya bu ida, tadi pak RT harus mengurus sesuatu jadi enggak bisa langsung pulang jadi saya yang kemari. DEVI : emang tadi ketemu dimana? BAGAS : oh ketemunya juga ketika saya mau jemput mela pulang bu udah siang juga, jadi sekalian saya yang bawa. MELA : kita pulang kak? Kan belum selesai main sama ayunya BAGAS : iya dek, yok udah besok aja ya... udah siang. AYU : yah mas bagas, mba mela biarin aja disini dulu IDA : aku merasakannya dia disini, dia disini iya bau ini, anakku... anakku... anakku... anakkuuu..... dia disini. (ayu takut dan memeluk devi) DEVI : mas bagas bantu ibu ida masuk kamar dibelakang ya mas, dia belum makan juga BAGAS : iya bu, ayok bu ida kita istirahat dulu (menuntun ida) IDA : dia iyaa dia disiniii, dia disiniii... bau.. bau... ini... DEVI : udah jangan takut bu ida enggak apa-apa kok dek, dek ayu disini ya sama mba mela, biar ibu buat bubur untuk bu ida dulu, mbak mela aja berani kok AYU : enggak mau ikut ibu DEVI : yasudah mbak mela disini aja dulu ya, ibu mau buat bubur dulu, ayok dek MELLA DUDUK DIDEPAN RUMAH PAK RT, DAN MENGAYUNKAN KAKINYA, MASUK SEORANG WANITA CANTIK. DITA : loh mela kok sendiria disini? MELA : iya mba, lagi pada ngurusin bu ida tuh dibelakang, kasihan banget mba bu ida neggak sembuh-sembuh DITA : loh bu ida kumat lagi ya mel? MELA : iya mba, kak bagas juga ada didalam kok DITA : kak bagas juga ada? IDA : dia ada disiniiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! anakku!!! (DITA DAN MELA TERKEJUT) MELA : tuh kan mba DITA : mela mau ikut mba sebentar enggak? Mba mau ke tempatnya bu anjar, mau jenguk bu anjar sama calon bayinya MELA : enggak ah mba... bu anjar jahat kok, nanti kak bagas bingung nyariin mela juga DITA : sebentar kok mel, mba cumak mau mengelus-elus perutnya bu anjar, mba suka banget ngelus perutnya yang sedang hamil MELA : janji ya mba sebentar habis itu antarin mela pulang. DITA : oke dedek manis yok MELA : eh tapi mella ijin sama kak rama dulu deh, biar enggak dicariin DITA : ya sudah, mba tunggu disini aja ya, mba takut sama bu ida MELA : iya mba.... IDA : orang ituuu........ orang itu...... dia yang mengambil anakku.... anakku..... anakku.... kembalikan anakku...... MELA : yok mba. Kak bagas ngizinin kok, tapi katanya jangan lama-lama DITA : ya sudah yok LAMPU FADE OUT ADEGAN IV LAMPU FADE IN (DITA,MELA, BAGAS) DITA : bagas, ini mela makasih ya udah dibolehin memenin aku, udah lama kamu nungguin aku? BAGAS : oh iya lin sama-sama, enggak baru aja kok tadi sekalian nungguin bu ida tidur, kamu enggak mau lihat keadaan bu ida? Kamu belum pernah lihat langsung kedaan bu ida kan? DITA : ah enggak ah gas, aku takut MELA : mba lina ayok kita lihat bu ida, tadikan mela yang nemanin mba, sekarang temanin mela lihat bu ida, kasihan tauk mba BAGAS : itu kenapa lin ada garis melingkar dilehermu? DITA : lain kali aja ya mel, mba ida harus pulang, banyak kerjaan disana, oh ini gas enggap apa-apa kok BAGAS : masa kamu enggak mau lihat bu ida sih lin? Kasihan lihat keadaanya yang seperti itu DITA : kapan-kapan aja deh gas, aku pulang dulu yaaa (LINA MENINGGALKAN BAGAS DAN MELA) MELA : kak bagas, kenapa to mba lina ketakutan banget kalo suruh jenguk bu ida BAGAS : ya enggak tau dek, yang penting kita husnudzon aja ya... MELA : oke kak, oh ya kak bu ida tadi sempat ngomong ke aku buat nancapin bambu BAGAS : nancapin bambu buat apa? Kapan dia ngomong seperti itu? MELA : ya enggak tau kak buat apa, bilang ke akunya pas sebelum kak bagas kesini, waktu bu ida ngelus-ngelus rambutku sambil berbisik sih, katanya tancapkan bambu, tancapkan bambu. Tapi ya mela enggak tau maksudnya, terus yang aneh lagi to kak waktu pergi kerumah bu anjar mba lina malah ngajak aku jalan muter BAGAS : muter? Berarti enggak lewat hutan bambu? MELA : enggak kak, katanya takut ada ular, jadi ya kita muter BAGAS : jadi begitu ya MELA : apanya yang begitu kak? BAGAS : oh enggak papa dek, yok dek kita pulang, bu RT.... bu RT.... saya sama mela pulang dulu ya bu.. DEVI : iya nak bagas, maksih ya udah bantu, maap ibu ndak bisa keluar lagi mandiin ayu BAGAS : iya bu sama-sama, enggak papa bu, Asslammualaikum DEVI :Waalaikummussalam... hati-hati ya nak BAGAS : iya bu, yok dek MELA : ayu mba mela pulang yaaa dadah AYU : iya mba mela dadah LAMPU FADE OUT ADEGAN V LAMPU FADE IN, RUMAH KARANTINA BU IDA YANG BERSAMPINGAN DENGAN RUMAH RT (SAIFUL, PRAS, BAGAS, HERU, SYARIF, LINA) SAIFUL MASUK BERSAMA HERU SAIFUL : haah.... jaga malam lagi, jaga malam lagi, males banget aku pak, apalagi jaganya di rumah pak rt HERU : loh kenapa pak kalo di rumah pak pras? Bukanya malah enak kan biasanya dapat kopi panas sama gorengan SAIFUL : iya emang enak tapi setelah ada ida di taruh di samping rumah pak RT enaknya jaga disini jadi hilang, apalagi setiap dia berbicara yang enggak jelas itu, orang itulah anakku lah dan omongan yang lainnya, males dengernya. HERU : iya sih pak saya setuju dengan pendapat anda, lagian orang gila masih aja di urusin, biarin kek dia pergi dari sini, biar enggak nyusahin kita. Eh pak aku denger-denger kampung sebelah kalo enggak salah 4 atau 5 hari yang lalu ada kejadian persis seperti rt kita sebulan yang lalu, persisi seperti kejadianya bu ida, tapi bedanya ibunya enggak sampai gila seperti bu ida, padahal yang menjaga itu udah banyak dan bisa dibilang sangat ketat SAIFUL : masa sih pak? Kok aku baru denger dari kamu ya? HERU ; iya pak, soalnya itu dirahasiakan oleh penduduk sekitar, tapi ya namnya bangkai tetap akan tercium baunya, jadi bocor dan saya mendengar berita itu juga SAIFUL ; owalah gitu to? Terus yang ngambil bayinya ketangkap? HERU : ya sama pak kayak kejadian bu ida, tanpa ada kesalahan maling bayi itu bisa mengambil dan kabur dengan aman SAIFUL : bener-bener profesional malinganya HERU : banget pak, oh ya ngomong-ngomong bu anjar udah hamil berapa bulan pak SAIFUL : baru 9 bulan pak....... lah, berarti sebentar lagi istri ku lahiran, duh gimana ini pak HERU : kita harus ngomong pak RT agar penjagaan ketika lahiran nanti super diperketat. SAIFUL : harus itu pak harus (MONDAR-MANDIR CEMAS), tapi penjagaan yang seperti apa pak? Kata pak heru aja di kampung sebelah udah dengan penjagaan ketat tapi masih aj kecolongan, gimana ini pak? Gimana? HERU : emmmmmm,,,,, SAIFUL : kasih saya solusi pak, bukan eemm mu itu. HERU : ini juga saya lagi mikir pak saiful SYARIF : asslammualaikum.... wah udah pada kumpul, tumben pak, loh kenapa pada diam-diaman ini? Udah kayak dua bangunan yang menjulang mencakar langit namun tak pernah menyapa, pak heru, pak syaiful!!! Way pak!! (HERU DAN SAIFUL TERKEJUT) lah dalah malah pad ngelamun, ada apa ini? Ada apa? HERU : eh pak syarif ada apa pak? Datang-datang ngagetin aja sih pak! SYARIF : ngagetin dari mana? Kalo pak heru dan pak saiful enggak ngelamun saya enggak mungkin ngagetin kalian berdua, kenapa to pada ngelamun? HERU : tuh lagi mikir bagaimana caranya memperketat penjagaan ketika lahirannya bu anjar SAIFUL : iya pak saya sangat mengkhawatirkan istri dan calon jabang bayi saya pak SYARIF : emmm jika ditilik dari kejadian-kejadian yang sudah berlalu, semua kejadian adalah ketika sang calon cucu adam telah menghembuskan nafsnya didunia ini, dan kejadiannya pasti saja setelah susuan pertama dari sang ibu, dan jelas ketika susuan hanya para wanita yang berada didalam kamar, pria yang berada diluar eeemmmm........ SAIFUL : terus pak? HERU : iya pak bisa diteruskan! SYARIF : terus apa ya? SAIFUL DAN HERU MENUNJUKAN WAJAH YANG TAK ENAK SEAKAN-AKAN KECEWA SYARIF : eh sebentar pernah dengar hantu kepala? Yang sukanya menghisap darah bayi manusia yabg baru dilahirkan? H & S : he’em SYARIF : hantu dengan kepala manusia dan dengan organnya yang lengkap? H & S : he’em SYARIF : dia akan terus mencari bayi setiap malam untuk kecantikan dan ada juga yang untuk kekayaan, hantu ini adalah hantu wanita H & S : he’em SYARIF : jika satu malam ia tidak mendapatkan bayi dia akan menghisap darah kotor perempuan-perempuan muda yang lagi haid, dia menggigit di area lengan dan dari area pangkal pahaa PRAS : hayooo pada cerita jorok!! (syarif, heru dan saiful terkejut) HERU : eh pak RT, bukan jorok pak RT tapi pak Syarif lagi cerita hantu pemakan bayi PRAS : hantu pemakan bayi itu tidak ada yang ada hantu yang lagi menceritakan dirinya sendiri HERU : berarti pak saiful hantuny? Ooh kurang ajar kamu ya dasar hantu SAIFUL : pak heru sampean kok bodo to pak? Pak RT itu bercanda, terus bagaimana ini dengan nasib istri saya dan kandungannya, seminggu yang lalu sudah masuk 9 bulan PRAS : loh yang benar pak? SAIFUL : ya bener to pak masa iya saya bohong HERU : sekarang ada yang jagain bu anjar? SAIFUL : para wanita kan kumpul disana, bukanya istrimu mu juga disana pak heru? HARU : iya ya.. lupa aku pak SYARIF : jika ditelusuri dikampung kita ini hanya ada dua orang bahkan tika, yang patut kita curigai. PRAS : dicurigai dalam hal apa pak? SAIFUL : pak bantuin saya mikir istri dan kandungannya, jangan cerita yang aneh-aneh lagi, omongan kamu itu udah intelek, masih percaya aja sama takhayul SYARIF : dengar dulu bapak-bapak jangan terburu untuk mengucilkan saya, bagas dan adiknya serta lina mereka adalah tiga orang yang saya curugai menjadi tersangka kejadian yang sedang marak di sekitar kita PRAS : lha alasannya apa pak? HERU : saya setuju dengan pak syarif, kalo bagas tersangka, kalo lina terlalu cantik untuk jadi tersangka pak hheee..... SYARIF : Karena mereka jarang terlihat dimalam hari, analisis saya mengatakan kejahatan selalu dilakukan ketika malam hari, dan malam hari adalah waktu terbaik melakukan kejahatan, kejahatan paling banyan dilakukan dimalam hari, dan mereka bertigalah yang susah ditemui saat malam hari, malam ini pun mereka tak terlihat lagi SAIFUL : analisis kirokirolagi dan ngawuriyah anda itu saya patahkan, lha wong tadi sebelum saya kesini lina dan adek bagas aja kerumahku dan berniat untuk menginap disana! BAGAS : assalammualaikum.... PRAS : nah terpatahkan lagi to? SAIFUL : adek mu masih di rumah pak saiful gas? BAGAS : iya pak, sama lina tadi, memang ada apa to ini? Kok kelihatanya pada tegang PRAS : oh enggak ada apa-apa kok gas, hanya kita berbagi cerita kecil, iya kan bapak-bapak? SAIFUL : iya gas enggak ada apa-apa! Lha kamu ini dari mana? BAGAS : dari rumah pak, tadi langsung kesini IDA : tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk!!!!! Orang itu, orang itu, kalian tertipu!!! Tidaaakkkk!!!! Orang itu... anakku..... anakku..... tancapkan,tancapkan PARA BAPAK-BAPAK SEGERA MASUK KEDALAM RUMAH KARANTINA BU IDA IDA : dia kan kemari.... tancapkan..... aku merasakannya...... diaa... ia diaaa.... orang ituuu...... orang itu yng telah mengambil anakku..... anakku.... anakku.... pulang nak... pulangg.... kalian harus menangkapnya.... dia berbahaya... orang itu.. orang ituuu..... tancapkan... tancapkan... BAGAS : pak mohon maaf boleh saya bicara SAIFUL : mau bicara apa kamu? PRAS : pak saiful, tenang pak biarkan bagas memulai pembicaraannya BAGAS : begini pak, jika kita mendengarkan pada bu ida yang selalu meneriakkan orang dan orang, jelas sekali bu ida mengenalnya HERU : ini sama saja dengan omonganmu ketika hari kejadian itu gas BAGAS : sebentar pak tolong dengarkan sebentar, jadi dari sekian banyak kejadian hanya bu ida yang dapat melihat wajah pencuri itu? Enggak tau itu sebuah kebetulan ataukah sebuah anugrah dari Tuhan sebagai petunjuk kita menyelesaikan ini semua, pertama adalah kata orang itu, jika mendengar kata orang itu berarti dia mengenal dengan jelas siapa pencuri bayinya, kedua kata dia akan datang, berarti sebentar lagi pencuri yang dia maksud akan datang kemari, yang terdekat adalah kelahiran anaknya pak saiful, yang ketiga tancapkan, kata ini yang belum saya mengerti maksud dari kata tancapkan, apa yang harus kita tancapkan, dan kenapa harus menancapkan nya, tapi adik saya pernah menanyakan pada bu ida kita harus menancapkan..... DITA : pak RT... pak RT.... bu anjar sepertinya akan melahirkan. Kata beliau perutnya terasa mules. PRAS : bapak-bapak tolong bantu pak saiful untuk membawa bu anjar kemari, bagas kamu bantu saya dan ibu untuk mempersiapkan segalanya ya... SAIFUL : ayo mari bapak-bapak LAMPU FADE OUT ADEGAN VI LAMPU FADE IN. SETTING RUMAH BU RT (DEVI, ANJAR, PRAS, BAGAS, SAIFUL, SYARIF, HERU) BAGAS TERLIHAT SEDANG MENDIRIKAN BAMBU-BAMBU TINGGI BERSAMA PAK RT, SYARIF DAN HERU) ANJAR : Uuuuhhhhh..... eeehhhh.... aaaahhhhh.... DEVI : Terus bu sedikit lagi ANJAR : aaaakkkkkkhhhh...... DEVI : iya terus bu kepala orokmu sudah terlihat ANJAR : eeeeeeehhhhhh..... DEVI : Terus buuu.... ayooo buuu..... ANJAR : enggak kuat buuu.... eeehhhhh..huh huhhuh... eeehhhhh DEVI : iya terus bu terus kamu kuat bu ANJAR : eeeekkkkkk.....huh eeeeekkkkk..... DEVI : terus bu terus.....sebentar lagi... nyebut bunyebut ANJAR : huh huh..... eeeeekkkkkkkk.... Allahu Akbar..... eeeekkkkkk..... DEVI : kepalanya udah keluarbu... IDA : Allahu Akbar.... eeeekkkk..... (OOOEEEKKKK.... OEEEEKKKK..... SUARA TANGISAN BAYI, PARA BAPAK-BAPAK YANG BERJAGA DILUAR RUMAH BU RT TERLIHAT GEMBIRA) SAIFUL : alhamdulillah..... TIBA-TIBA LAMPU BERKELAP-KELIP, IDA KELUAR DARI KAMAR KARANTINANYA IDA : dia datang... dia datang... dia datang... dia datang... diaa datanggg... wanita cantik itu... dia datang lagi... dia akan mengambilnyaaa... (MENDATANGI BAGAS) pergi kerumahnya... pergi kerumahnya...pergi kerumah wanita itu pergiiii.......... TERDENGAR TERIAKAN SEORANG WANITA DARI SEKITAR RUMAH ANJAR : aaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.............. anakku-anakku.... anakku hilang.... BAGAS : bapak-bapak mari ikut saya (semua bapak-bapak mengikuti bagas keluar pangung) ANJAR : anakku... anakku..... mana anakku........ bapak mana anak kita pak? SAIFUL : sabar bu sedang dikejar oleh bapak-bapak IDA : hahahahaa rasakan.. rasakan.. anakmu hilang juga kan.. hahahahaaa anakmu diambil dia.. hahahaa dia itu memang bukan manusia, dia setan wanita itu bukan manusiaaaaa........... hahahahahahahaaaaa LAMPU FADE OUT ADEGAN VII SET RUMAH LINA (MELA, BAGAS, PRAS, HERU, SYARIF, LINA) MELLA MENGGIGIL KETAKUTAN DIDEPAN PINTU RUMAH LINA, LAMPU DALAM RUMAH BERKEDAPN KEDIP BAGAS : dek mela kenapaa? Kamu kok bisa disini? Dek kamu kenapa dek? Dek mela! Dek! PRAS : bapak-bapak kita cek didalam rumah (masuk kedalam rumah) BAPAK2 : Astagfirullah haladzim PRAS : mari kita angkat keluar pak (bapak-bapak mengangkat badan lina yang sudah tak berkepala lagi) BAGAS : Astagfirullah hal adzim, lina HERU : kenapa bisa seperti ini? SYARIF : benar dugaanku ternyata memang dia HERU : dugaanmu yang mana pak? Soal hantu yang kamu maksud itu? SYARIF : iya benar pak heru IDA, ANJAR, SAIFUL, DEVI DATANG IDA : hahahahaaaa dia tertangkap dia tertangkap.... rasakan rasakan hahahahahaaa Orang ini lah yang ku maksud... iyaa orang ini.... dia bukan manusiaaa hahahahahaa LAMPU KEMBALI BERKELAP KELIP IDA : hahahaa dia kembali kebadannya dia kembali kebadannya hahahahaa SAIFUL : sebenarnya apa yang dimaksud oleh bu ida? Dan kenapa lina seperti itu pak rt, bagas? MELA : tadi ketika semuanya sedang sibuk di rumah pak RT mela ingin main ketempatnya mba lina, tapi ketika mela panggil-panggil mba lina tidak menjawabnya karena penasaran, mela buka pintunya. Saat masuk kekamar ternyata mba lina sudah seperti itu BAGAS : sekarang dimana kepala lina? IDA : sebentar lagi-sebentar lagi dia akan kembali dia akan kembali TIBA-TIBA LAMPU MATI SAAT LAMPU HIDUP KEPALA LINA SUDAH TERPASANG DIBADANNYA SEMUA :Astagfurullah hal adzim DEVI : bagaimana mungkin ini terjadi? HERU : sebenarnya siapa dia? BAGAS : jadi benar dia ternyata... SYARIF : ia dialah yang melakukannya selama ini, dan dia sudah mengelabuhi kita semua selama ini, kurang ajar BAGAS : berarti benar linalah yang selama ini telah menghisap dan mencuri bayi yang mau lahir, dia memiliki kekuatan itu PRAS : kekuatan apa nak bagas? BAGAS : kekuatan turun-temurun dari nenek moyang kekuatan kuyang IDA : lihatlah wujud aslinya hahahaha (MENARIK RAMBUT LINA) MATA LINA YANG SEMULA TERPEJAM TIBA-TIBA TERBUKA DAN MELOTOT, DARAH KELUR DARI LEHERNYA DAN LAMPU PUN MATI, KETIKA HIDUP KEPALA YANG WALANYA TERSAMBUNG DENGAN BADAN SAAT INI SUDAH TERPISAH KEMBALI KEPALA DAN ORGAN BERADA DITANGAN IDA, SEMUA ORANG BERERIAK LAMPU FADE OUT ADEGAN VIII LAMPU FADE IN WANITA : jadi seperti itulah kejadian yang menimpa wanita yang memiliki kekutan kuyang, dia, jadi kuyang itu bukan hantu atau pun makhluk halus, dia seorang manusia. ANAK : bu, apakah wanita itu akhirnya mati? WANITA : kuyang tidak akan bisa mati nak ANAK : loh emang kenapa bu? WANITA : karena itulah kekutan yang turun temurun, dari nenek moyang, sebelum kekuatan itu diturunkan pada anak wanitanya atau muridnya, dia tidak akan meninggal ANAK : walau kepala dan badannya dipisahkan sejauh mungkin pun? WANITA :walau sejauh apapun itu, karena bagin badan dan kepala akan mencari pasangnnya ANAK : wah serem ya bu, terus yang ibu ceritakan tadi itu dongeng atau pernah benar-benar-benar ter jadi? WANITA : itu benar-benar pernah terjadi anakku ANAK : dimana bu? Oh ya ciri yang paling menonjol apa bu dari seorang kuyang? WANITA : dimana lagi nak kalau bukan disini? Ciri yang paling menonjol dari seorang kuyang adalah dia memiliki garis hitam yang melingkar di tenggorokannya ANAK : disini bu? WANITA : iya nak dirumah ini, (IBU MENGOLESKAN MINYAK PADA LEHER ANAK) ANAK : jadi rumah ini dulunya milik wanita kuyang itu? Terus sekarang wanita itu pinah kemana bu? WANITA : wanita kuyang itu tidak pergi kemana-kemana nak, setelah kejadian itu dia hanya pergi beberapa tahun dan kembali lagi kerumah ini, dan sampai sekarang wanita kuyang itu masih ada ANAK : dirumah ini? Wanita kuyang itu masih hidup? Jadi ibu adalah... (WANITA TERGELETAK JATUH KETANAH, DAN BAGIAN LEHERNYA TERDAPAT GARIS HITAM, YANG SEDARI TADI TERTUTUP SELENDANG) ANAK :bu ibu... ibu kenapa? Apa? Bu jangan tinggalin adek sendirian bu, bu bangun bu! Ibu jangan matiiiiii!! Ini kan tanda dari seorang kuyang, ibu meninggal jadi jadii (memegang lehernya) aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! LAMPU FADE OUT DIPENTASKAN OLEH : Kelompok Seni Budaya Es-A (UNIVERSITAS SULTAN AGUNG) di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, 24 Mei 2016 *) Terinspirasi dari kisah nyata “Hantu Kuyang” di Kalimantan Tengah, Nanga Bulik. *) Ditulis di Genuk Indah, Semarang Jawa Tengah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Camus R B S © 2019