Halaman

Banner 468 x 60px

 

Rabu, 03 April 2019

Ant

0 komentar
Naskah Lakon ANT Ramadita B Sasongko Semut Ratu : melahirkan koloni semut baru, berbadan paling besar. Semut Pejantan 1 : membuahi semut ratu, berbadan kecil Semut Pejantan 2 : membuahi semut ratu, berbadan kecil Semut Prajurit 1 : rahang besar : perang Semut Prajurit 2 : rahang kecil : menyelesaikan pekerjaan Semut Prajurit 3 : rahang besar : perang Semut Prajurit 4 : rahang kecil : menyelesaikan pekerjaan Semut Prajurit 5 : rahang besar : perang Semut Prajurit 6 : rahang kecil : menyelesaikan pekerjaan Semut Pekerja 1 : merawat (tua) Semut Pekerja 2 : merawat (muda) Semut Pekerja 3 : memberi makan larva (paling tua) Semut Pekerja 4 : merawat telur ( tua) Semut Pekerja 5 : membuat sarang (paling muda) Adegan 1 Lampu Fade In Ruang Pementasan Hutan dengan rumah-rumah semut yang menjulang tinggi, seekor semut sedang menimang anak semut. S.Pk 1 : tak lelooo.. lelo.. le dung... cep menengo anakku sing ganteng... tak gendong karo jarek kawung... yen nangis mundak ibu bingung... A.Pk 2 : hay hay hay ibu ibu ibu siapa ibu nya? S.Pk 1 : ya kan tetap saja aku yang merawat, aku juga harus memposiskan diri ku sebagai ibunya S.Pk 2 : halah alesanmu aja itu, kamu pengenkan bisa membuahi anak-anak dan menikmati perkasanya semut-semut jantan, ngaku aja (genit) S.Pk 1 : emang kamu enggak? S.Pk 2 : aku sorry yaaa S.Pk 1 : sorry apa? Sorry ga nolak? S.Pk 2 : hooo iyalah S.Pk 1 : huu dasar kamu itu udah dituliskan di lauh mahfudz sama Tuhan jadi kamu ga usah mengharap seperti dia S.Pk 2 : kan namanya juga berharap lebih siapa tau Tuhan Mengabulkan harapan seekor semut wanita ini S.Pk1 : aku aaminin aja ya anak ingusan aamin. S.Pk 2 : aamin, gitu dong sebagai sesama pekerja itu harus saling mendukung hahahaa S.Pk 1 : hus jangan kenceng-kenceng ketawanya itu ntar bayi yang kamu gendong bangun S.Pk 2 : eh iya maap maap, iya deh tau yang udah pengalaman week.... S.Pk 1 : dasar ya masih muda, nengelunjak lagi. Datang semut lainnya S.Pk 3 : ini kenapa pada ribut sih? Yang lain masih pada kerja bersihin rumah, ada yang cari makanan, ini kalian malah ribut ajaa... S.Pk 1 : itu dia yang berisik enggak bisa mengendalikan ketawa S.Pk 2 : nah aku lagi yang kena, emang masih muda selalu jadi tumbal. S.Pk 1 : tuh lihat, ngelunjakan dia S.Pk 3 : udah udah, kalian itu diciptkan untuk saling dukung bukan bukan saling nikung. S.Pk 1 : tuh dia mau nikung Ratu. S.Pk 3 : uda- udah tua muda sama aja, udah dikasih makan belum itu anak-anaknya? Udah waktunya lho S.Pk 1 : (mengacungkan jarinya pada S.Pk 2) bertengkarnya kita udahan ya, udah waktunya kita kerja lagi S.Pk 2 : siap senior. Hehehee Mereka bertiga mengeluakan sari makanan dari perut mereka dan memberikan pada anak-anaknya, dan datang semut muda. S.Pk 5 : aku harus kerja apa ini? S.Pk 1 : kamu dituliskan untuk menjadi seperti aku S.Pk 2 : juga seperti aku, bedanya aku lebih muda dari dia, yang lain pada cari makanan dimana sih? S.Pk 5 : berarti aku juga memberi makan pada mereka ini? S.Pk 2 : yuhu kawan siap! S.Pk 3 : ya enggak tau aku juga, kita kan sudah memiliki kasta masing-masing jadi kamu dan aku sudah punya kasta sebagai pekerja jadi kita cukup untuk melaksanakan tugas kita, kamu merawat bayi yang bakal jadi pemerkuat dan memperbanyak koloni kita, aku untuk memberikan makanan pada mereka. S.Pk 4 : dan aku yang menjaga telur telur ini, sepanjang aku masih hidup aku harus senantiasa menjaga telur-telur ini, siang malam pagi, aku tak akan memejamkan mataku untuk calon bayi ini. S.Pk 1 : dan kamu serta aku ya seperti ini menjaga dan merawat bayi bayi ini, dan kebetulan kamu saja yang ditugaskan untuk merawat bayi sedangkan sodara seangkatanmu dijadikan prajurit untuk mencari makanan, dan menjadi garda terdepan jika ada musuh yang datang. S.Pk 5 : oh jadi gitu, lha kamu menjaga telur telur itu sendirian? Sepanjang mereka sampai menetas? S.Pk 4 : iya sampai ada peperanganpun aku tetap disini, tapi ada juga kasta sementara S.Pk 5 : maksudnya? S.Pk 3 : kasta sementara adalah kita, kita yang berposisi sebagai kasta yang terdekat dengan kasta sementara, tanya saja pada dia, dia pernah merasakannya. S.Pk 1 : maksudnya adalah saat para prajurit dalam tekanan dan kekalahan dalam peperangan kita yang harus maju untuk membantu para prajurit S.Pk 2 : kamu pernah jadi prajurit? Pantasan kamu berbadan keras ya, kalo gitu aku enggak mau macem-macem deh sama kamu. S.Pk 3 : dan kamu selain merawat larva kamu juga menjadi pembuat sarang serta yang membersihkan. S.Pk 1 : loh dia jadi pembuat sarang dan penjaga? S.Pk 3 : iya karena bagian itu sedang kosong S.Pk 2 : loh yang kemaren kemana? S.Pk 3 : dia sudah diajak untuk menjadi prajurit. S.Pk 5 : terus yang didalam rumah itu siapa saja? S.Pk 1 : itu khusus untuk ratu dan pejantan, kasta disana adalah kasta tertinggi dari kita, hanya kasta prajurit yang boleh masuk, dan itu pun dalam keadaan yang genting, seperti ada perang. S.Pk 3 : dan aku, karena aku yang menyuplai makanan kesana. S.Pk 5 : Apakah pekerjaan kalian seperti ini saja? Mengasuh anak, menjaga telur, dan memebeskan rumah? S.Pk 4 : tidak, ya selain itu kita melakukan apa yang baru saja kita lakukan padamu, juga memilih siapa yang akan menjadi semut pejantan. S.Pr 5 yang berada diatap rumah meniup terompet. S.Pk 1 : itu tanda dimana prajurit datang karena ia meniupnya satu kali, jika dua kali berarti membutuhkan bantuan kita, dan tiga siap untuk berperang. S.Pr 5 : mereka membawa roti!!! Para semut prajurit berbondong-bondong untuk mengangkat barang hasil pencarian mereka. LAMPU FADE OUT ADEGAN 2 Para semut prajurit duduk bersantai, sambil menikmati hasil buruan mereka tadi pagi, ditambah tarian merayakan kemenangan dan semut pekerja sibuk mengambil sari makanan untuk bayi dan sang ratu. S.Pr 6 : Bagaimana? Usaha kita? Membuahkan hasil, kan? Maka dari itu mau seperti apapun rintangannya, kita harus tetap berusaha, jangan pasrah dan mencari amannya, kalo kita selalu mencari aman kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. S.Pr 2 : Iya sih bener, tapikan resiko juga harus kita pertimbangkan, apalagi melihat kondisi saat ini, banyak koloni semut lain yang juga gencar untuk mencari persiapan makanan, yaang saya takutkan adalah perseteruan dengan koloni lain apalagi jika berperang hanya kearena makanan. S.Pr 6 : resiko berperang dengan koloni lain memang menjadi kendala terbesar jika kita terlalu jauh mencarinya dari sarang kita, tapi apakah kamu meninggalkan perang tanpa meneyelamatkan bayi-bayi itu? Kita dalam masa perkembangan jika kita tak mencari bahan makanan yang cukup akan banyak bayi yang mati karena tak mendapatkan makanan. S.Pr 4 : saya setuju dengan kamu, lebih baik kita berperang demi mendapatkan makanan, ketimbang harus mencari aman, toh tadi kitatak menemukan koloni lain yang ingan mengambil makanan ini, sudahlah kita percayakan saja pada dia(menunjuk S.Pr 1) dia kan yang menjadi garda terdepan kita, dia tau apayang harus ia lakukakan S.Pr 1 : terimakasih atas kepercaanmu, tapi aku tak akan seberani itu utnuk mengambil makanan yang jauh dari rumah kita, jika tidak atas dukungan kalian, selama kalian berada di belakangku dan mendorongku aku akan melakukan apapun untuk kalian, untuk sang ratu, untuk bayi-bayi itu. S.Pr 6 : panglima perang kita aja seperti itu masak kita yang telah mengangkatnya menjadi panglima malah tak mendukungnya. S.Pr 4 : begitulah yang seharusnya kita lakukan kawan (merangkul S.Pr 2) sayaselalu ingat apa yang dikatan oleh banyak manusia, kata itu indah namun tak pernah mereka aplikasikan S.Pr 2 : apa itu yang membuat kamu dan yang lainnya seperti ini, dan malah menyalahkan manusia? S.Pr 1 : ”MAN JADDA WAJADA” itu yang sering aku dengar saat mencari makanan didekat masjid, dan itu aku terapkan dalam kehidupan kita S.Pr 2 : apa arti dari itu semua? S.Pr 4 : arti dari itu ya yang kita aplikasikan tadi, iy karena itu sebenarnya adalah ajaran untuk manusia tapi banyak dari mereka tak menggunakan itu. S.Pr 6 : makanya ajaran indah itu kita curi ketimbang dipakai manusia yang berakal. S.Pr 2 : bukannya mereka makhluk paling berakal? S.Pr 1 : iya mereka memang berakal tapi otak mereka tak pernah gunakan, nyatanya kalimat itu tak pernah mereka aplikasikan, mending kita yang tak berakal namun otak kitra berpuluh kali lipat dari otak hewan apapun. S.Pr 6 : kita juga diberkahi oleh tuhan untuk selalu menggunakan tenaga kita yang 20 kali lipat bahkan lebih untuk melalukan perjaan apa pun S.Pk 3 : tapi ingat jangan pernah membusungkan dada kalian juga mengangat kepala kalian karena sombong, kaki kita masih berpijak pada bumi lho. S.Pr 1 : siap tanteee S.Pk 3: tante... tante... enggak pada istirahat? Besok cari makan lagi lho S.Pr 1 : iya nanti masih ngajarin dia (S.Pr 2). S.Pr 5 : udah nanti juga paham seperti kamu dulu. (dari atap rumah) S.Pr 3 : iya kalian istirahat aja biar aku sama dia yang jaga. S.Pr 6 : bagaimana? Kalau belum paham nanti kita sambung lagi ngobrolnya. S.Pr 2 : iya terimakasih banyak untuk semuanya. S.Pr 4 : pada intinya kamu harus pehang teguh untuk selalu berusaha dan percayalah dengan usahamu itu, jangan pernah goyah dengan apapun apalagi hanya dengan peperangan, yaudah aku tidur dulu. S.Pr 1 : untuk semuanya silahkan istirahat besok kita akan mencari makanan lagi. Semut Prajurit masuk dalam rumah 3 untuk peristirahatan mereka S.Pr 1 : bagaimana? Kalian masih kuat?. S.Pr 3 dan S.Pr 5 menjawab serentak kesanggupan mereka. S.Pr 1 : jika perlu untuk berhenti dan lelah segera untuk bergntian dengan yang lain. S.Pr 5 : siap!. LAMPU FADE OUT ADEGAN 3 Semua prajurit telah bersiap didepan rumah,untuk mencari makan, mereka melakukan ritual upacara seperti biasany, dan beberapa semut lain mengerjakan kegiatannya masing-masing. S.Pr 1 : Bagaimana? Kalian sudah siap?. Seluruh semut prajurit meneriakan kesiapannya. Seluruh nya berbaris dan berangkat sendiri-sendiri. S.Pr 5 : berhati hatilah jangan sampai terlalu jauh dari sarang, takut jika ada koloni lain menyerbu rumah kita. S.Pr 2 : iyaa siap! S.PR1 : jangan pernah lupa saranku ya, aku akan segera datang jika kalian membutuhkan bantuan. S.Pk 5 : saran apa? S.Pr 3 : nanti kamu akan tau sendiri, santai saja masih dia (S.Pk 1). S.Pk 1 : hay apadayaku tanpa kalian? Aku pernah merasakan menjadi kasta sementara, tapi aku enggak bisa tanpa ada kalian juga kali. S.Pk 2 : halah kamu itu sukanya merendah. S.Pk 1 : kamu juga harus merasakan bagaimana menjadi seorang prajurit. S.Pk 4 : hay... ada beberapa telur yang akan menetas. S.Pk 2 : mana? Mana? Aku pengen lihat adik-adikku. S.Pk 4 : lihat ada 3 telur yang akan menetas. S.Pr 5 : yes calon petarung-petarung telah lahir. S.Pr 3 : yuhuuu kita akan lebih banyak. Dan akan semakin kuat koloni kita. S.Pk 2 : enak saja mereka akan menjadi teman ku dalam mengurus seperti kakak-kakaknya ini (menunjukan bayi-bayi). S.Pk 3 : kamu ini lho sukanya berdebat itu ayo angkat bayi-bayi itu. S.Pk 2 : maap senior iya iyaa. Saat masih asik dalam kegiatan masing-masing, S.Pr 3 dan 5 meniup terompet dua kali penandan ada koloni semut lain yang mendekati sarang mereka, suasana sibuk dengan sebuah keputusan yaitu membuat sebuah pertahanan. S.Pr 3 : untuk semua perhatikan! Semua semut pekerja sembunyi dari balik sarang. Nanti semut prajurit berada digarda kedua dan semut pejantan berada digarda terdepan untuk memancing jika menyerang! S.Pk 3 : apakah kamu akan menjadikan semut pejantan itu sebagai umpan? S.Pk 4 : apakah kamu merelakan pejantan-pejantan itu? S.Pr 5 : bukankah itu terlalu fatal? S.Pj 1 : tidak apa jika aku dan dia harus jadi tumbal selama ini semua untuk kebaikan koloni kita. S.Pj 2 : iya tidak apa-apa aku dan dia tak takut walau kira harus jadi tumbal S.Pr 3 : tapi kita harus menjaga salah satu dari mereka jika keadaan memang mengharuskan ada kematian. S.Pr 5 : siap! S.Pj 5 : oke kita keposisi masing-masing. Datang semut merah. S.Pr 3 : apa yang kalian lakukan di dekat sarang kami? Smt : aku hanya mencari makanan, untuk koloni ku apakah kalian ada makanan? Yang bisa kami angkut untuk makanan kami? S.Pr 3 : kami memang punya makanan tapi kami tak mau menyerahkan pada kalian. Smt : apa kalian tidak takut dengan rahang kami yang lebih besar ini? Ingat kalian itu hanya memiliki rahang sekecil itu? Hanya dengan sekali gigit aku yakin kalian akan mati dengan sekejap. S.Pr 5 : kami hidup bukan untuk menyerah kami, hidup bukan untuk takut pada sebuah peperangan, kami hidup untuk mempertahankan koloni kami. Kami hidup untuk mati bersama, kami hidup untuk merasakan sebuah kebersamaan. Smt : semangat juang kalian boleh juga ya, tak apa jika kalian masih ingin memertahankan makanan kalian, tapi janagan salahkan kami jika makanan, kalian hilang, rumah kalian runtuh dan ratu kalian akan menjadi milik kami. Semut koloni lain yang berwarna merah dan berahang cukup besar itu, menggerakkan badannya untuk memanggil koloninya yang lain, dan datanglah Tiga semut lain. Smt : mereka tak mau menyerahkan makanan pada kita. S.Pk 3 : kalian itu semut yang tidak mau berusaha ya? Kami tau ini adalah musim paceklik, dimana tak banyak makanan yang bisa didapatkan, tapi kami berusaha untuk tak merampas hak milik orang lain bukan seperti kalian. S.Pj 1 : jika kalian tak mau menyingkir dari sarang kami maaf jika kalian tak dapat kembali kesarang kalian. S.Pj 2 : cepat pergi dari sarang kami, kita tak mau mengahabiskan tenaga untuk hal yang sangat hina ini, kenapa kita sesama sumut harus berperang, hanya demi makanan? Pergi kalian! Ingat! Hakikat kalian adalah pekerja keras bukan mencari secara instan. Smt : wah kalian memang semut mungil yang pemberani ya, baiklah kalau ingin dipaksa, bukan kah ini sebuah kerja keras harus berperang melawan semut lemah seperti kalian? Hahhaaa serang!!!! Pertempuran antara koloni pun tak terelakkan, semut koloni pendatang itu langsung menyerang dua semut pejantan yang terlihat lemah diantara yang lainnya itu. Namun strategi perang yang sempat ditinggalkan oleh semut prajurit mereka aplikasikan dengan baik, semut pekerja yang menyelinap dari belakang koloni baru, berhasil menggit mereka yang sedang sibuk menggigit semut jantan, semut prajurit yang berada di barisan kedua langsung menyergap dari depan, hingga pada akhirnya semut dengan rahang besar itu mati karena cairan mereka diserap habis oleh semut pekerja, Para Semut Prajurit yang tadi mencari makanpun sudah tiba dan membantu peperangan itu. Setelah Peperangan. S.Pr 1 : maaf atas keterlambatan kami, sehingga kita harus kehilangan dua semut pejantan kami. S.Pk 3 : ini semua bukan kesalahanmu, kamu sudah menjalankan tugasmu sebagai prajurit, tapi memang Tuhan telah menuliskan ini semua, sehingga kita harus kehilangan dua semut pejantan, dan dua terakhir untuk membuahi sanga ratu. S.Pk 4 : sudah jangan terlalu disesali untuk kejadian hari ini kita sudah melakukan yang terbaik untuk kelangsungan koloni kita, dan bukan kita yang yang mengakibatkan ini terjadi, kita hanya bela bangsa kita, tidak memberontak, tidak memusuhi mereka, dan semut pejantan ini akan menjadi kematian terbaik mereka. Suasana haru terjadi, tarian kehilangan sodarapun tersodorkan dalam suasana itu LAMPU FADE OUT ADEGAN 4 Hari kembali berjalan seperti biasanya, para semut pekerja dan semut prajurit menjalani rutinitas seperti biasanya, sisa semut pejantan dan semut koloni lain masih terlihat membusuk didepan sarang mereka. Semut Ratu keluar dari sarangnya,seluruh semut pekerja berkumpul. S Ratu : besok adalah hari dimana aku harus dibuahi, tolong siapkan semut pejantan untuk membuahi ku, aku tau semut pejantan yang tersisa untuk membuahiku telah mati, jadi aku harap kalian dapat memberiku semut pejantan untuk membuahiku malam ini. S. Pk 4 : maaf ratu kira kira siapa yang pantas untuk kau buahi? Mungkin kami dalam kebingungan yang nyata, karena harus memilih diantara kami dengan waktu yang sesingkat ini. S Ratu : bukan kuasaku untuk memilih siapa yang menjadi pejantanku, kalianlah yang seharusnya mengajukan diri untuk membuahi ku, dan kalian pun tau setelah membuahiku adalah kematian ayng akan mendatanginya, akupun juga tk tau apakah masih ada sisa umurku sedangkan malam ini aku merasa pada penghujung usiaku, aku harus masuk kembali karena bukan hakku untuk keluar dari sarangku, jika bukan untuk pindah sarang. S.Pk 3 : iya ratu, memang bukian hak mu untuk keluar dari sarang dan maaf jika telah membuatmu harus menyalahi aturan itu. S Ratu : iya tak apa, baiklah aku masuk dahulu. Semua semut memberi penghurmatan pada ratu S.Pr 3 : untuk semua aku harap untuk berkumpul, tolong tiup terompet untuk memanggil semut prajurit yang lainnya. S.Pr 5 : siap. LAMPU FADE OUT ADEGAN 5 Seluruh Semut dari seluruh kasta telah berkumpul S.Pr 1 : ada apa ini? kenapa ada perkumpulan yang sepertinya sangat genting? S.Pr 2 : iya ada apa? Bahkan saat kami belum mendapatkan makanan? Apakah ada yang lebih penting ketimbang kita bekerja dengan profesi kita masing-masing? S.Pr 3 : iya kita sangat memerlukan perkumpulan ini, karena menyangkut keberlangsungan koloni kita. S.Pr 4 : iya apakah itu? Bukankah kita bekerja dengan baik dan melakukan sesuai pekerjaan kita itu adalah untuk keberlangsungan koloni kita? S.Pr 5 : tidak tapi ini memang lebih dari itu, dan itu tak akan jadi hal paling rumit ketimbang masalah yang satu ini. S.Pk 1 : mungkin kita tak harus berbelit dalam masalah ini S.Pk 2 : iya benar katanya tak seharusnya kita berbelit yang mengancam koloni kita ini. S.Pk 3 : baiklah karena kau yang medengarkan langsung dari dari sang ratu aku akan menyampaikannya, esok adalah hari dimana ratu harus dibuahi, dan kemungkinan malam ini adalah malam terakhir untuk ratu bisa membuahi telur-telur untuk menjadi penerus koloni kita S.Pk 5 : apakah semudah itu? S.Pk 4 : apa yang kau maksud dengan mudah? S.Pk 5 : semudah itukah ratu mengatan ia akan mati dan berakhir masa baktinya? S.Pk 3 : apakah kamu tau dialah samut tertua diantara kita? Apakah kamu tertipu oleh parasnya yang masih cantik? Jelas ia tau kapan ia akan mati dan mengakhiri masa baktinya sebagai ratu karena ia sudah banyak memberikan jasa untuk koloni kita tanpanya koloni ini sudah lama hilang. S.Pr 2 : kami tau itu lantas apa yang menjadikan kita harus berkumpul seperti ini? S.Pk 1 : kemana saja kamu selama ini? apakah kamu tak menyadari jika semut pejantan telah mati semua? S.Pk 3 : yang perlu untuk perkumpulan ini adalah siapa yang akan membuahi ratu jika semut pejantan telah tiada? S.Pk 5 : yang pasti itu adalah dari kita, tapi sekarang siapa yang akan membuahi sang ratu? S.Pr 2 : lebih baik aku saja yang membuahi ratu S.Pr 5 : apakah kmu tau apa yang terjadi denganmu? Saat setelah kamu bermalam dan membuahi ratu? S.Pk 4 : kematian yang akan kamu dapatkan. S.Pr 3 : tidak ada apa-apa selama aku mati karena aku telah membuahi ratu dan memperpanjang kehidupan koloni kita ini. S.Pk 2 : aku tak percaya jika kamu dapat membuahi sang ratu. S.Pr 2 : kenapa kamu tidak mempercayaiku? Aku pun tak mau jika harus berujung dengan kematian. S.Pk 3 : tidak hormat jika hanya satu saja yang ingin membuahi sang ratu, yang lain mungkin ada yang ingin melaksanakan tugas ini? Suasana menjadi hening tak ada yang merasa mampu untuk mengemban pekerjaan berat ini. S.Pk 5 : kenapa hening? Apakah tidak ada yang mau? S.Pk 3 : jangan tergesa menanyakan hal itu, ini bukan hanya sekedar kematian setelah membuahi, namun kematiannya juga harus berharga karena telah membuahi sang ratu dan menghasilkan telur yang baik sebagai penerus kita. Suasana kembali hening dan seakan ada munsyawarah dalam musyawarah S.Pr 1 : baiklah aku yang akan mengajukan diri untuk menjasi kasta sementara sebagai semut pejantan. S.Pr 4 : apakah kamu yakin dengan keputusanmu itu? Fikirkan dengan matang dahulu. S.Pr 5 : iya apakah kamu seharusnya memikirkan dengan matang-matang keputusan mu itu? S.Pr 3 : kamu sebagai prisai terkuat kami. Siapa yang akan menggantikanmu nanti? Setelah kematianmu itu? S.Pk 5 : iya betul apakah kamu tak memikirkannya dengan baik dahulu? S.Pr 6 : jangan kamu dong, kamu masih sangat dibutuhkan oleh kami. S.Pk 4 : aku sangan setuju jika kamu yang menjadi semut pejantan. S.Pk 3 : iya aku menyetujui itu. S.Pk 1 : aku juga setuju. S.Pk 2 : kenapa kalian pekerja menyetujuinya? Sedangkan para prajurit tidak S.Pr 2 : aku juga tidak setuju tanpa dia kita seperti prajurit ompong. S.Pr 1 : untuk semua prajurit tak ada seorang prajurit lahir dari kasur yang empuk, prajurit lahir dari panasnya gurun, dinginnya kutub, dan derasnya gelombang lautan, kematianku akan melahirkan prajurit yang lebih tangguh ketimbang aku, dan berjumlah ratusan, dan aku rasa kemampuan kalian pun tak ada bedanya denganku, untuk para prajurit muda kalian akan terus mencari rasa nyaman dibelakangku, jika kalian tak pernah mau mencoba sepertiku, dan untuk para pekerja terimakasih kalian telah menyetujui aku sebagai semut jantan, aku rasa kalian sangat memahami maksudku itu. S.Pr 3 : baikah jika itu keputusanmu, kami tak bisa melarangnya, ini pun untuk keberlangsungan koloni kita S.Pk 3 : aku kira semua telah dijelaskan langsung bagaimana kita seharusnya, kita tak pernah kokoh jika tanpa pengorbanan semut jantan yang mati saat pertikaian dengan koloni lain saat itu, dan kita harus menghagai pegorbanan seorang prajurit yang ingin menjadi pejantan demi keberlangsungan kita. S.Pr 4 : baiklah karena kata sepakat dan mufakat kita akan merelakan prajurit terkuat kita, prajurit terkokoh kita, untuk melaksanakan tugasnya, untuk memberikan ratusan semut baru sepertinya, ratusan semut baru kokoh sepertinya. S.Pr 1 : deengan segala hormat aku berterimakasih pada kalian, untuk komando terakhir aku persilahkan semut prajurit dan pekerja menjalankan tugasnya masing-masing, dan untuk semut pemberi makan antarkan aku pada sang ratu. Seluruh semut kembali menjalankan tugas walau semut prajurit sedikit berat melepas tapi mereka tau apayang harus mereka rasakan. LAMPU FADE OUT ADEGAN 5 Set Room : Ruang Ratu Semut S.Pk 3 : Ratu saya membawa semuat pejantan untuk membuahimu. S.R : siapa dia? S.Pr 1 : saya ratu saya semut dari kasta prajurit, ratu. S.R : apakah kamu yakin dengan keputusanmu? S.Pr 1 : yakin ratu S.R : kematian menghampirimu setelah membuahiku S.Pr 1 : iya ratu saya tahu seperti itulah pekerjan berat seorang semut jantan S.R : terimakasih semut tinggalkan kami berdua. S.Pk 3 : sudah menjadi tugas kami ratu, baik ratu S.R : duduklah semut prajurit, apakah bkamu yakin dengan ini semua? S.Pr 1 :saya memikirkannya berkali-kali lipat ratu, demi keberlangsungan koloni ini, saya kan melakukan apapun, walaupun mati yang akan aku terima. S.R : mendekatlah Mereka berdua menari bersama dan merasakan kenikmatan bersenggama. LAMPU FADE OUT ADEGAN 6 LAMPU FADE IN 1 : apakah akhirnya prajurit gagah itu mati? 2 : tidak hanya prajurit itu yangt mati 3 : semuanya? 4 : tidak juga, tapi ratu itulah yang ikut mati setelah ia melahirkan telur telur baru dari semut prajurit yang gagah dan pemberani. 5 : telur itu bagai mana? 6 : telur itu semua menjadi semut prajurit yang gagah dan berani, nak pengorbanan satu orang hebat lebih penting dari pada pengorbanan 100 orang yang biasa saja, karena dari satu orang hebat itu dia dapat melhirkan 100 prajurit hebat, yang pada akhirnya seluruh semut dapat menjadi kuat 7 : terus bagaimana dengan koloni tersebut jika sang ratu mati? 8 : ya mereka kan menjadika semut baru untuk menjadi ratu 9 : apakah ratu baru itu dari hasil telur-telur pengorbanan sang prajurit 10 : iya dari hasil pengorbanan itulah lahir seorang ratu baru. THE END

0 komentar:

Posting Komentar

 
Camus R B S © 2019