Olympus Entoah

NASKAH LAKON OLYMPUSΕΝΤΟΛΗ DITULIS OLEH RAMADITA B SASONGKO ( RBS ) PEMERAN : GAIA IBU DARI PARA DEWA DAN DEWI, SIFAT : BIJAKSANA (BERUMUR 5000 TH) ZEUS DEWA PEMIMPIN (PETIR), BERWIBAWA DAN BERBADAN KOKOH ADIK DARI POSSAIDON DAN HADES (BERUMUR 4500 TH) POSAIDON DEWA LAUT DAN SUNGAI. KAKAK ZEUS DAN HADES. PRIA DEWASA BERJENGGOT DENGAN BADAN KUAT DAN MEMEGANG TRISULA, BERSIFAT TEMPERAMENTAL (BERUMUR 4500 TH) HADES RAJA DUNIA BAWAH DAN DEWA KEMATIAN. BERSIFAT TEGAS DAN TEGA (BERUMUR 4500 TH) HESTIA DEWI PELINDUNG, DIA SAUDARI PEREMPUAN ZEUS. DIA DIGAMBARKAN SEBAGAI WANITA BERKERUDUNG. BERSIFAT PENYAYANG (BERUMUR 4300 TH) HERA RATU PARA DEWA DAN MERUPAKAN DEWI PERNIKAHAN. ISTRI ZEUS BERSIFAT PERHATIAN NAMUN PENDENDAM DIA BIASANYA DIGAMBARKAN SEBAGAI WANITA CANTIK MEMAKAI MAHKOTA DAN MEMEGANG TONGKAT.(BERUMUR 4350 TH) ARES DEWA PERANG, MERUPAKAN PUTRA ZEUS, BERSIFAT KEJAM DAN TAK KENAL KASIHAN, DIA DIGAMBARKAN SEBAGAI ORANG DEWASA MEMAKAI BAJU PERANG DAN TOMBAK BERUJUNG PERUNGGU. (BERUMUR 3000 TH) ATHENA DEWI KEBIJAKSANAAN DAN PERANG. MERUPAKAN ANAK ZEUS DIA DILAHIRKAN SEBAGAI WANITA DEWASA. DIA MEMAKAI HELAM BERSABIT, MEMBAWA TOMBAK DAN PERISAI AEGIS. (BERUMUR 3000 TH) APOLLO DEWA KEBAHAGIAAN, MUSIK DAN PUISI. DIA ADALAH SAUDARA LAKI-LAKI ARTEMIS, DAN PUTRA ZEUS. DIA DIGAMBARKAN SEBAGAI PEMUDA TAMPAN DENGAN RAMBUT PANJANG DAN MEMBAWA BANYAK SENJATA. BERSIFAT SANTAI DAN TENANG (BERUMUR 2700 TH) ARTEMIS DEWI PERBURUAN, ALAM LIAR DAN KELAHIRAN. DIA ADALAH ANAK ZEUS, SAUDARA PEREMPUAN APOLLO. WANITA MUDA MEMBAWA BUSUR DAN ANAK PANAH. BESIFAT LIAR DAN SEMAUNYA SENDIRI (BERUMUR 2300 TH) BABAK I LAMPU MENYALA, SUASANA PANGUNG MENGGAMBARKAN KEADAAN DALAM ISTANA (RUANG PERTEMUAN), DIDALAM RUANGAN TERSEBUT TERDAPAT 9 KURSI DAN 1 KURSI BESAR DITENGAH, DAN TERDAPAT BENDA-BENDA YANG MEWAH DAN BERLAPIS MUTIARA. SEORANG DEWA YANG TERKENAL DENGAN KEKUATAN TONGKAT PETIRNYA YAITU DEWA ZEUS SEDANG DUDUK DAN BERBINCANG DENGAN DEWA LAIN YANG TERKENAL DENGAN NAMA DEWA POSAIDON. ZEUS “ YANG MULIA POSAIDON, SELAMA INI AKU MASIH MIMIKIRKAN BAGAIMANA CARANYA AGAR KESEIMBANGAN DUNIA INI SELALU TERJAGA”. POSAIDON “WAHAI ZEUS YANG AGUNG, AKU KIRA DUNIA SAAT INI SUDAH SEIMBANG DAN BAIK BAIK SAJA, BAGAI MANA BISA KAU DEMIKIAN? DENGAN MENYEBUT BAHWA DUNIA INI TIDAK SEIMBANG?, APA YANG KAU RASAKAN?” ZEUS “ENTAHLAH TIBA-TIBA AKU MERASAKAN SESUATU YANG BERBEDA, WAHAI POSSAIDON APAKAH KAU TAK MELIHAT BANYAK SEKALI MANUSIA YANG HIDUP DI DUNIA INI, LIHATLAH (MENUNJUK PADA SEBUAH JENDELA BESAR) DUNIA SAAT INI, KARENA SEMAKIN BANYAK MANUSIA YANG HIDUP, SEMIN BANYAK PULA MASALAH YANG AKAN MEREKA HADAPI”. POSAIDON “EEMMM… JADI ITUKAH YANG KAU MAKSUD DENGAN KETIDAK SEIMBANGAN?” APA YANG BISA KU PERBUAT AGAR HATI DAPAT TENANG WAHAI ADIKKU? APA PERLU AKU GUNAKAN LAUTAN UNTUK MENGURANGI KEHIDUPAN MANUSIA SAAT INI?” ZEUS “POSAIDON, INGAT! SUDAH ADA HADES YANG SEHARUSNYA MENGERJAKAN ITU SEMUA, DIALAH YANG LEBIH BERHAK UNTUK MENGAMBIL KEHIDUPAN DARI MANUSIA”. POSAIDON “IYA BENAR YANG KAU KATAKAN ITU ZEUS YANG AGUNG, TAPI APA SALAHNYA JIKA AKU MENGGUNAKAN LAUTANKU UNTUK MENGURANGI BEBAN HADES?” ZEUS “DENGAR ZEUS (NADA SEDIKIT TINGGI) AKU, KAMU DAN HADES SUDAH MEMILIKI TUGAS MASING-MASING, KERJAKAN SAJA TUGAS MU UNTUK MEMBUAT LAUTAN ITU SELALU BERMANFAAT UNTUK PARA MANUSIA, BUKAN UNTUK MENENGGELAMKAN MANUSIA”. (TIBA-TIBA HADES MASUK DALAM RUANGAN TERSEBUT) HADES “HAI KALIAN!! ADA APA INI? WAHAI ZEUS YANG AGUNG AKU MOHON JANGAN LAGI KAU TINGGIKAN NADA SUARAMU, PETIRMU TERDENGAR SAMPAI KEDALAM BUMI”. POSAIDON “HAI HADES DARI MANA SAJA KAU? APAKAH KAU LUPA DENGAN TUGASMU? UNTUK SELALU MEMATIKAN MANUSIA, AGAR DUNIA INI SEIMBANG”. HADES “APA MAKSUDMU MENGATAKAN BAHWA AKU LUPA DENGAN TUGASKU? AKU BARU SAJA TIBA KEMARI, SUDAH KAU HIDANGKAN DENGAN PERTIKAIAN, TENTU SAJA AKU SELALU INGAT, APAKAH KAU SENDIRI SUDAH MENJADIKAN LAUTANMU ITU BERMANFAAT?” POSAIDON “LIHAT ITU? (MENUNJUK PADA JENDELA BESAR) DUNIA PENUH DENGAN MANUSIA SAAT INI, JIKA KAMU MENGERJAKAN TUGASMU DENGAN BENAR TIDAK MUNGKIN KESEIMBANGAN DUNIA AKAN TIMPANG SEBELAH SEPERTI SAAT INI. LAUTANKU? TENTU SAJA SUDAH”. HADES “SUDAH? MANAA? YANG ADA LAUTANMU ITU MENJADI GANAS, TEMPERAMENTAL DAN BANYAK MEMAKAN KORBAN, SEPERTI SIFATMU ITU”. ZEUS “ YANG MULIA POSAIDON DAN HADES HADES!!! SUDAH BERAPA RIBU TAHUN KALIAN MENGERJAKAN TUGAS INI? DENGAR, AKU MENGELUH AKAN KETIDAK SEIMBANGAN DUNIA SAAT INI PADA KAU POSAIDON, BUKAN UNTUK MEMOJOKAN HADES TAPI UNTUK BERFIKIR BERSAMA APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SAAT INI, DAN AKU TIDAK BERMAKSUD MEMBUAT KITA SALING BESELISIH PAHAM”. (HADES DAN POSAIDON TERTUNDUK, MENDENGARKAN KATA-KATA ZEUS, TIBA-TIBA HESTIA DAN HERA KELUAR DARI SEBUAH KAMAR). HERA “KEKASIHKU ZEUS, ADA APA INI? KENAPA KALIAN PARA DEWA AGUNG BERSELISIH PENDAPAT SEPERTI KUMPULAN PUHON BAMBU YANG MENGERAT JIKA TERTIUP ANGIN KENCANG, SAJA?” (HERA DAN HESTIA DUDUK DISAMPING ZEUS) HESTY “IYA ADA APA INI? SAMPAI-SAMPAI SUARA DEWA ZEUS YANG AGUNG TERDENGAR HINGGA KAMAR KAMI?” POSAIDON “AHHH SUDAHLAH, PERCUMA JUGA KALIAN TAU, KALIAN BISA APA?” ZEUS “POSAIDON, JAGA BICARAMU TAK SEHARUSNYA KAU UCAPKAN KATA SEPERTI ITU, WALAU MEREKA ADALAH WANITA, TAPI MEREKA SELALU ADA DIBELAKANG KITAMERKALAH YANG MENDORONG KITA”. POSSAIDON “TERSERAH KAU SAJA ZEUS YANG AGUNG” (POSSAIDON MENINGGALKAN RUANGAN PERTEMUAN) HADES “BIARKAN AKU YANG MENJELASKAN PADA MEREKA ZEUS YANG AGUNG” (HADES MEMOTONG PERKATAAN ZEUS, ZEUS PUN MENGANGGUKAN KEPALA) HADES “JADI SEBENARNYA KAMI BERTIKAI KARENA…” (LAMPU REDUP LALU MATI) BABAK II LAMPU MENYALA DALAM RUANGAN ISTANA KEADAAN KOSONG, TERDENGAR SUARA DARI DALAM RUANGAN ATHENA “AYAAAH… AYAAH… (KELUAR DARI SEBUAH RUANGAN), INI KEMANA SEMUA? TIDAK SEPERTI BIASANYA SEPI SEPERTI INI. PADAHAL AKU INGIN MENANYAKAN KEPADA AYAH, KENAPA PARA PEMUKA AGAMA DIDUNIA MENGADUKAN KETIDAK ADILANNYA PADAKU” (MERENUNG DAN DUDUK PADA SEBUAH KUSRI, DAN MASUKLAH HERA) HERA “WAHAI DEWI KEBIJAKSANAAN ANAKKU AKU DENGAR KAU MENCARI-CARI AYAMU? ADA APA?” ATHENA “IYA IBU, AKU MENCARI ZEUS YANG AGUNG AKU INIGIN MENCERITAKAN, BAHWA DIBUMI SAAT INI, PARA PENGEMUKA AGAMA MENGADU KETIDAK ADILANNYA PADAKU? AKU INGIN MENANYAKANNYA PADA AYAH”. HERA “ANAKKU KAU TELAH DINOBATKAN MENJADI DEWI KEBIJAKSANAAN, ITU KARENA SIFATMU YANG SANGAT BIJAKSANA SEPERTI NENEKMU DEWI GAIA, SEHARUSNYA KAU BISA MEMECAHKAN MASALAHMU INI SENDIRI, LAGI PULA AYAH DAN KEDUA PAMANMU MEREKA SEDANG MENGERJAKAN TUGAS MEREKA MASING-MASING”. ATHENA “IBU… SEBIJAK APAPUN AKU, DAN SESABAR APAPUN AKU, AKU TETAP MEMERLUKAN PENJELASAN, AKU TIDAK INGIN SEMBARANGAN MENGAMBIL KEPUTUSAN, ITU AKAN BISA BERAKIBAT FATAL BAIK UNTUK AKU, MAUPUN UNTUK MANUSIA DIDUNIA” HERA “KAU MEMANG BENAR-BENAR BIJAK ANAKKU”. (MENGELUS KEPALA ATHENA) ATHENA “LANTAS APA YANG HARUS AKU LAKUKAN SAAT INI, JIKA AKU BELUM TAU DAN MENDAPATKAN JAWABAN DARI AYAHKU IBU?”. HERA “APA YANG MEREKA ADUKAN PADAMU DEWI ATHENA? DAN DENGAN MAKSUD APA MEREKA MENGATAS NAMAKAN KETIDAK ADILAN?” ATHENA “AKU JUGA BELUM TAU IBU, MEREKA HANYA MENGATAKAN KENAPA PARA DEWA SAAT INI TIDAK ADIL, AKU SUDAH MENANYAKAN PADA MEREKA, KER\TIDAK ADILAN APA YANG MEREKA MAKSUD, TAPI MEREKA TETAP SAJA TIDAK MENJAWABNYA”. HERA “APAKAH MEREKA JUGA MERASAKAN, DENGAN APA YANG TELAH DIRASAKAN OLEH ZEUS YANG AGUNG BEBERAPA WAKTU YANG LALU?” (SEOLAH BERBICARA SENDIRI) ATHENA “APA YANG IBU MAKASUD ITU? TOLONG JELASKAN PADAKU IBU” (MASUKLAH APOLLO, DENGAN MEMAIKAN ALAT MUSIK PETIK DAN BERPUISI) APOLLO “LAYAKNYA SEBUAH PERAPIAN SELALU MEMBERI KEHANGATAN DALAM SELIMUT SALJU MEMBERI SINAR PADA KEGELAPAN MALAM NAMUN IA MENGORBANKAN DIRINYA NAMUN PENGORBANAN ITU….” (APOLLO MENGHENTIKAN PUISI TERSEBUT, LALU MENYAPA IBUNYA) “SALAM HORMAT UNTUK MU DEWI PERNIKAHAN, HERA YANG AGUNG. ADA APA DENGAN MU SAUDARIKU DEWI KEBIJAKSANAAN DEWI ATHENA/, AKU MELIHATMU SEPERINYA KAMU MEMIKIRKAN SESUATU YANG TERAMAT BERAT? HERA “KUTERIMA SALAM DARIMU ANAKKU, LIHATLAH ATHENA BAHKAN SAUDARAMU APOLLO YANG BARU DATANG SAJA SUDAH BISA MEMBACA KEADAANMU BAHWA KAU BEGITU RESAH, ITU TIDAK BAIK UNTUK SEORANG DEWI KEBIJAKSANAAN ANAKKU”. APOLLO “AH SUDAHLAH BU, AKU YAKIN PADA SAUDARI KU INI TIDAK MUNGKIN DIA BEGITU SEKHAWATIR SEPERTI SAAT INI, JIKA ITU BUKAN KERENA MASALAH YANG PELIK, BUKAN SEPERTI ITU SAUDARIKU?” (KEMBALI SIBUK DENGAN ALAT MUSIKNYA) ATHENA “TERIMAKASIH SAUDARAKU DEWA KEBAHAGIAAN, ATAS PENGERTIANMU ITU. AYOO IBU SEGERA JELASKAN PADAKU APA YANG KAU TAU ?” APOLLO “IBU-IBU LIHAT ITU! (MENUNJUK PADA JENDELA BESAR),LIHATLAH APA YANG DILAKUKAN ARES, IA SELALU BERINGAS JIKA SUDAH BERHADAPAN DENGAN PEPERANGAN, DASAR DEWA YANG TAK TAU KASIHAN, SEKALI-KALI AKU INGIN MELIHAT ARES TERSENYUM, TAPI ITU TIDAK MUNGKIN” (TERSENYUM SENDIRI). HERA “ITULAH SAUDARAMU YANG SATU ITU, IA SELALU SAJA SEMANGAT JIKA SUDAH ADA PEPERANGAN, BAHKAN IA AKAN MERASA BOSAN JIKA SATU HARI TANPA BERPERANG” APOLLO “HAHAA… APAKAH BENAR SEPERTI ITU IBUKU?’ ATHENA “IYA BENAR, ARES SELALU SAJA MENGELUH JIKA TIDAK ADA PEPERANGAN DALAM HARI-HARINYA. SUDAH CUKUP KAU MENGGANGU IBU UNTUK TIDAK MENCERITAKAN MASALAH YANG IA TAU PADAKU”. APOLLO “SUDAHLAH SAUDARIKU, CUKUP KAU MEMIKIRKAN MANUSIA, KAU JUGA PERLU ISTIRAHATKAN? JANGAN TERLALU KAU FIKIRKAN MASALAH ITU”. ATHENA “SAUDARAKU DEWA APOLLO, KITA DIBERI TUGAS MASING-MASING SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KITA, SUDAH SEHARUSNYA KITA KERJAKAN DENGAN BENAR BUKAN DISEPELAKAN, AMANAH YANG SUDAH DIBERIKAN KEPADA KITA HARUS KITA EMBAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH”. APOLLO “WAH- WAH SEMAKIN PANDAI SAJA KAU BERTUTUR KATA WAHAI ATHENA, TIDAK SALAH JIKA KAU DIPANGGIL DEWI KEBIJAKSANAAN, AKU PUN KALAH PANDAI DARI MU”. HERA “DENGAKAN APA YANG DIKATAKAN SAUDARAMU ITU APOLLO, JANGAN KAU SIBUK DENGAN ALAT MUSIKMU ITU TERUS” APOLLO “HEHEE… IYA IBU MAAFKAN AKU” HERA “IYA TIDAK APA-APA, AKU TAU TUGASMU ITU LEBIH RINGAN DARI PADA TUGAS ATHENA, TAPI SEBAIKNYA KAU JUGA MEMBANTU ATHENA, BUKAN MALAH MENGAJAKNYA MENYEPELEKAN TUGASNYA ITU”. APOLLO “IYA IBU” (TIBA-TIBA SUARA PETIR MENYAMBAR, MENANDAKAN ZEUS AKAN DATANG) HERA “ITU AYAHMU ZEUS AKAN DATANG ANAKKU DEWI ATHENA, LEBIH BAIK NANTI KAU TANYAKAN LANGSUNG SAJA PADA AYAHMU, DIA LEBIH TAU KETIMBANG IBU” ATHENA “IYA IBU, BERUNTUNG SEKALI AYAH AKAN SEGERA DATANG KEMARI” (ZEUS MASUK SEDANGKAN ATHENA DAN APOLLO MEMBERI SALAM PADA AYAH MEREKA ITU) ATHENA, APOLLO “SALAM HORMAT, AYAH KAMI ZEUS YANG AGUNG” ZEUS “KUTERIMA SALAM KALIAN ANAK-ANAKKU, BAGAI MANA KABARMU APOLLO LAMA SEKALI KAMU TAK KEMARI?” (ZEUS DUDUK DI SINGGASANANYA) APOLLO “KABAR BAIK SELALU MENYERTAIKU AYAHKU” ZEUS “SEBENTAR ADA APA PUTRIKU DEWI ATHENA, KENAPA RAUT WAJAHMU MURAM SEKALI? KATAKAN PADA AYAH APA YANG TERJADI PADA DIRIMU?” HERA “BENAR SEKALI APA YANG KAU RASAKAN SUAMI KU ZEUS, PUTRIMU ITU SEDARI TADI MENANTI KEDATANGANMU?” ZEUS “BENARKAH APA YANG DIKATAKAN IBUMU INI PUTRIKU? AYO CERITKAN PADAKU APA YANG KAU ALAMI?” ATHENA “AYAHKU ZEUS YANG AGUNG, SEBELUMNYA AKU MINTA MAAF JIKA AKU HARUS MENGHADAP PADAMU UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH YANG SUDAH SEHARUSNYA AKU HADAPI SENDIRI, BEGINI ZEUS YANG AGUNG, AKU INGIN BERTANYA KENAPA PARA PEMUKA AGAMA DIDUNIA MENGADUKAN KETIDAK ADILAN KEPADAKU, PADAHAL AKU SUDAH SEBISA MUNGKIN UNTUK SELALU BERLAKU ADIL DAN BIJAK DALAM MENGAMBIL SEGALA KEPUTUSANKU. APAKAH ZEUS YANG AGUNG MENGETAHUI PENYEBABNYA?” ZEUS “ITUKAH YANG MENJADI BEBAN FIKIRANMU PUTRIKU DEWI KEBIJAKSANAAN?” “AKHIRNYA PARA MANUSIA MERASAKAN KETIDAK SEIMBANGAN YANG SUDAH AKU RASAKAN PADA SEBELUMNYA, APAKAH KAU TAU MAKSUD DARI KETIDAKADILAN ITU PUTRIKU?” ATHENA “MAAFKAN AKU ZEUS YANG AGUNG, AKU TIDAK PERNAH MENDAPATKAN JAWABAN APA MAKSUD DARI KETIDAK ADILAN YANG MEREKA MAKSUD”. ZEUS “KETIDAK ADILAN YANG MEREKA RASAKAN ADALAH KESEIMBANGAN YANG MULAI TIMPANG SEBELAH, DISINILAH TUGAS PARA DEWA YANG SEHARUSNYA MEMBUAT PARA MANUSIA NYAMAN, NAMUN MALAH SEBALIKNYA”. APOLLO “ZEUS YANG AGUNG BOLEHKAH KAMI TAU APA PENYEBAB KETIMPANG SEBELAHAN, KESEIMBANGAN ITU?”. HERA “LIHATLAH (MENUNJUK JENDELA BESAR) POPULASI MANUSIA YANG TERUS MEMBELUDAK, DAN MEMADATI DUNIA SAAT INI, KARENA KEPADATAN ITULAH SEMUANYA MENJADI RANCU DAN TAK TERATURYANG MEMBUAT MEREKA RESAH DAN MERASA BAHWA KITA TIDAK LAGI ADIL, KITA TIDAK ADIL UNTUK MEMBAGI LAJU KELAHIRAN MANUSIA DAN MENCABUT NYAWA SEBAGIAN DARI MEREKA, PADAHAL HADES, DEWA KAMATIAN TELAH SEBISA MUNGKIN MENYABUT NYAWA MANUSIA BAHKAN DIBANTU OLEH POSSAIDON DEWA LAUTAN DITAMBAH LAGI BANTUAN DARI SAUDARA KALIAN ARES DEWA PEPERANGAN”. ZEUS “BENAR APA YANG IBUMU ITU KATAKAN, DISINILAH AKU MASIH MERASA BINGUNG DI BAGIAN MANA KESALAHAN INI TERJADI”. ATHENA “OOH JADI BEGITUKAH MASALAH YANG SAAT INI TERJADI?” APOLLO “WAH JIKA SEPERTI INI KEJADIANNYA KITA HARUS MENCARI PADA TUGAS SIAPAKAH YANG MENGALAMI KETIDAK BERESAN INI”. ATHENA “BENAR KATAMU APOLLO KITA HARUS MENCARI TAU SIAPA DIANTARA KITA YANG MELALAIKAN TUGASNYA. ZEUS DEWA PETIR YANG AGUNG KALAU BOLEH SARAN SEBAIKNYA ENGKAU MENGUMPULKAN PARA DEWA DEMI MENGETAHUI PERTANGGUNG JAWABAN ATAS PEKERJAAN MEREKA”. (ZEUS TERDIAM DAN BERFIKIR) ZEUS “MUNGKIN USULANMU ITU BISA AKU TERIMA DAN AKAN AKU FIKIRKAN NANTI DEWI KEBIJAKAN”. (ZEUS LALU BERDIRI, SEMBARI BERFIKIR, LAMPU PANGGUNG SEDIKIT DEMI SEDIKIT REDUP DAN MATI) BABAK III LAMPU MENYALA SETTING RUANG PERTEMUAN DENGAN 9 KURSI, PARA PENARI MASUK DAN MENARIKAN SEBUAH TARIAN DIIRINGI OLEH BEBERAPA PEMUSIK DAN DEWA APOLLO, DITEGAH-TENGAH TARIAN ZEUS MASUK BERSAMA HERA DAN HESTIA SEMBARI MENIKMATI TARIAN DUDUK DIKURSI MASING-MASING, DISUSUL KEMUDIAN POSAIDON, HEDES, ATHENA, ARES YANG DATANG BERBADA WAKTU. ARES “MAAFKAN AKU ZEUS YANG AGUNG, ADA MASALAH APA SEHINGGA KAU HARUS MENGUMPULKAN KAMI SEPERTI INI? TIDAK KAH SEBAIKNYA KITA MENGERJAKAN TUGAS KITA MASING-MASING? AGAR KESEIMBANGAN BUMI TETEP TERJAGA”. ZEUS “SALAM HORMAT UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU DAN ANAK-ANAKKU, SESUNGGUHNYA PERKATAANMU ITU BENAR ARES DEWA PERANG ANAKKU, TIDAK SEHARUSNYA KITA MENINGGALKAN PEKERJAAN KITA DAN BERTEMU SEPERTI INI, TAPI INI LEBIH PENTING DEMI KELANCARAN PENGERJAAN TUGAS KITA MASING-MASING”. HADES “APAKAH KAU SUDAH MENEMUKAN TITIK MASALAH YANG MENJADI KERESAHANMU BEBERAPA WAKTU YANG LALU DEWA PETIR?” POSAIDON “BENARKAH KAU SUDAH MENEMUKANNYA? SEGARA BERITAU KAMI ZEUS YANG AGUNG, AKU KASIHAN MELIHAT MANUSIA DIBUMI YANG TERUS MEMOHON PADA ATHENA AGAR BIJAK DALAM MENYEIMBANGKAN BUMI INI”. (POSIDON BERDIRI DARI DUDUKNYA MENUNJUKAN KETIDAK SABARANNYA, TIBA-TIBA APOLLO BERDIRI DARI TEMPAT MUSIK DAN MENUJU KURSINYA) APOLLO “WAHAI DEWA POSAIDON SANG PENGUASA LAUTAN, TENANG KAN FIKIRANMU, BUKAN KAH DENGAN FIKIRAN YANG TENANG KITA DAPAT MEMECAHKAN MASALAH INI DENGAN MUDAH?” POSAIDON “HAI APOLLO BAGAI MANA AKU BISA SABAR JIKA TERUS TERDESAK OLEH KEADAAN YANG SELALU MENGEJAR KITA? KITA INI BAGAIKAN TULANG YANG DILEMPAR DAN DIKEJAR OLEH SEEKOR ANJING, JIKA TULANG ITU JATUH KETANAH MUNGKIN GIGITAN ANJING ITU TIDAK SEBERAPA TAPI JIKA TULANG ITU TERTANGKAP DIUDARA, KAU BISA BAYANGKAN BETAPA KERASNYA GIGITAN ITU? ITULAH KITA SAAT INI TINGGAL MENUNGGU KITA AKAN DIGIGIT DIUDARA ATAU DITANAH”. ARES “HAI-HAI CUKUP!! KITA DENGARKAN SAJA APA YANG AKAN DISAMPAIKAN ZEUS YANG AGUNG, KENAPA KALIAN MALAH BERTIKAI SENDIRI?” ZEUS “TAK APA-APA ARES ANAKKU, AKU MALAH SENANG, TERNYATA KALIAN SANGAT MILITAN DENGAN TUGAS DAN PEKERJAAN KALIAN”. HESTIA “ZEUS YANG AGUNG, SEPERTINYA AKU TIDAK MELIHAT DEWI KELAHIRAN ARTEMIS DALAM RUANGAN INI, KEMANA DIA?” (MEMOTONG PEMBICARAAN ZEUS,DENGAN SEDIKIT PANIK) ATHENA “IYA AYAHKU, SEDARI TADI AKU MENUNGGU KEHADIRAN ARTEMIS, NAMUN DIA BELUM JUGA KUNJUNG TIBA” (SAMBIL MELIHAT KURSI DISAMPINGNYA) ZEUS “ADA YANG MELIHAT KEMANA ARTEMIS PERGI?” (SEMUA DEWA SALING BERTATAPAN MENGGAMBARKAN KETIDAK TAHUAN KEMANA ARTEIS PERGI) APOLLO “MAAF ZEUS YANG AGUNG KEMUNGKINAN IA SEDANG BERBURU DIHUTAN, KARENA BEBERA WAKTU YANG LALU IA MENGATAKAN PADAKU BAHWA IA SEDANG INGIN MEMAKAN DAGING RUSA”. POSAIDON “BAGAIMANA BISA? APAKAH KAU TAK MEMBERINYA PENGETAHUAN? BAHWA ZEUS YANG AGUNG AKAN MENEMUI KITA PADA SAAT INI?” HADES “HAI DEWA KEBAHAGIAAN!! APAKAH KAU TIDAK MENGHARGAI PERKATAAN ZEUS?, SEHINGGA KAU MENGABAIKANNYA?” HERA “JANGANLAH JADI BENALU DALAM KUMPULAN ANGGREK WAHAI ANAKKU DEWA APOLLO”. ZEUS “CUKUP!!! BUKAN SAATNYA KALIAN MENYALAHKAN APOLLO, DIA TIDAK BERSALAH, KARENA MEMANG AKU BARU MEMBERI TAHU DIA UNTUK PERKUMPULAN INI, TAK LAMA SEBELUM INI”. POSAIDON “WAHAI DEWA PETIR TAPI INI TIDAK SEHARUSNYA TERJADI, SELURUH DEWA HARUS BERADA PADA TUGASNYA MASING-MASING BUKAN MALAH BERBURU RUSA DIHUTAN!”. ATHENA “ZEUS YANG AGUNG KARENA PERKUMPULAN KITA KALI INI TIDAK DIHADIRI OLEH ARTEMIS DAN TIDAK MUNGKIN KITA MENCARINYA DIHUTAN, MUSTAHIL UNTUK MENEMUKANNYA DENGAN CEPAT JIKA HARUS MENYUSULNYA KEHUTAN, MUNGKIN KITA BISA TUNDA BEBERAPA SAAT SAMPAI ARTEMIS DATANG KEMBALI KEISTANA”. HERA “WAHAI DEWI KEBIJAKAN ANAKKU, APA YANG KAU KATAKAN ITU? APA KAU TIDAK MENDENGAR PERKATAAN YANG MULIA POSAIDON? KITA SUDAH CUKUP TERDESAK OLEH KEADAAN BAGAIMANA KITA BISA MENUNDANYA LAGI?” ZEUS “BENAR YANG DIKATAK OLEH DEWI PERNIKAHAN, ANAKKU. KITA HARUS SEGERA MENYELESAIKAN MASALAH INI”. HESTIA “WAHAI ZEUS YANG AGUNG, DEWI HERA YANG MULIA, APAKAH KALIAN TELAH TERBUTAKAN OLEH MASALAH SEPERTI INI?” ARES “APA MAKSUD YANG MULIA DEWI PELINDUNG BERKATA DEMIKIAN?” HADES “BENAR APA MAKSUDMU HESTIA?” HESTIA “APAKAH KALIAN BELUM BISA MEMBACA POKOK PERMASALAHAN INI?” POSAIDON “SUDAHI TEKA-TEKI MU ITU HESTIA, KATAKAN LANSUNG MAKSUD PERKATAAN MU ITU?” ZEUS “BENAR SAUDARIKU DEWI HESTIA KATAKAN SAJA LANSUNG MAKSUD PERKATAANMU ITU”. (PARA DEWA MEMASANG WAJAH SERIUS) HESTIA “TERNYATA KALIAN BERKUMPUL SEPERTI INI TANPA MEMBAWA BEKAL KALIAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH INI?”. ATHENA “MAAFKAN SAYA DEWI HESTIA, MAAFKAN SAYA ZEUS YANG AGUNG, MENANGGAPI PERKATAAN DEWI HESTIA, SEBENARNYA AKU DAN APOLLO SUDAH MENGETAHUI BENANG KUSUT DALAM LIPATAN BAJU INI, AKU DAN APOLLO…” (APOLLO MEMOTONG PERKATAAN ATHENA) APOLLO “BEGINI ZEUS DEWA PETIR AKU DAN ATHENA TELAH MENGETAHUI BAHWA ARTEMISLAH YANG MENJADI DALANG DALAM KETIMPANG SEBELAHAN, KESEIMBANGAN BUMI INI” ARES “BERANINYA KALIAN MENYALAHKAN SESAMA DEWA? DEWA MACAM APA KALIAN INI?” ZEUS “ARES TENANGLAH, APOLLO LANJUTKAN PENDAPATMU ITU” (TIBA-TIBA TERDENGAR DENTUMAN KERAS DARI LUAR ISTANA, PARA DEWA PUN TERKEJUT LALU LAMPU HIDUP MATI DAN TERDENGAR SUARA) SUARA I “WAHAI DEWA ZEUS YANG AGUNG APAKAH KAU TAK MELIHAT PENDERITAAN KAMI? APAKAH KAU SUDAH LUPA DENGAN KAMI? KEMANAKAH JANJIMU?” SUARA II “WAHAI YANG MULIA DEWA POSSAIDON KEMANAKAH KAU SELAMA INI? LAUTANMU TAK LAGI BERMANFAAT BAGI KAMI”. SUARA III “DEWI HERA DEWI PERNIKAHAN, WAHAI DEWI HETIA DEWI PELINDUNG APAKAH KALIAN SIBUK DENGAN MERIAS WAJAH DAN MENCATOK RAMBUT KALIAN?” SUARA IV “DEWA KEBAIKAN, WAHAI APOLLO APAKAH KAU SIBUK MENCIPTAKAN LAGU DAN PUISI-PUISIMU? SEHINGGA KAU LALAI DENGAN TUGASMU DAN KAMI?” SUARA V “DEWI KEBIJAKAN WAHAI ATHENAAAA, KEMANA KAU PERGI?” LAMPU MATI TOTAL LAMPU MULAI MENYALA, PARA DEWA SEAKAN BINGUNG DENGAN SUARA-SUARA YANG BARU SAJA MENEMBUS ISTANA OLYMPUS HADES “APAKAH YANG TERJADI BARUSAN INI WAHAI DEWA ZEUS YANG AGUNG?, APAKAH AKU HARUS MENCABUT KEHIDUPAN SELURUH MANUSIA ITU?”. HESTIA “APA YANG BARU SAJA KAU KATAKAN YANG MULIA HADES? JANGAN KAU GUNAKAN KEKUASAANMU OITU DENGAN SEMBARNAGAN?” (ZEUS SEKAN TAK INGIN MENAMBAH PERSELISIHAN HESTIA DAN HADES) ZEUS “DEWA ARES, DEWA APOLLO, DEWI ATHENA TOLONG LIHAT APA YANG TERJADI SEBENARNYA INI? JIKA MEMANG ADA YANG PERLU DIBAWA KE KAMARI, BAWALAH”. (ZEUS BERDIRI DARI SINGGASANANYA, SEDIKIT CEMAS DENGAN KEJADIAN TERSEBUT) APOLLO “BAIKLAH ZEUS YANG AGUNG, KITA AKAN MENCARI DIMANA SUARA-SUARA ITU BERASAL DAN APA YANG SEBERNYA TERJADI, DEWI ATHENA, DEWA ARES MARI”. (APOLLO MENGAJAK ARES DAN ATHENA DAN MEMIMPIN KEPERGIAN ITU, LAMPU MATI) BABAK IV LAMPU SEDIKIT DEMI SEDIKIT MENYALA, KEADAAN RUANG PERTEMUAN KOSONG HANYA ADA PROPERTY, LALU MASUKLAH ARTEMIS DEWI KELAHIRAN. ARTEMIS “DIMANA INI PARA DEWA? KENAPA TEMPAT INI TAK ADA SATUPUN DEWA DISINI? ATHENAAA… APOLLOO…”. HESTIA “DARI MANA SAJA KAU DEWI KELAHIRAN? KAMI SUDAH MENCARI SEJAK LAMA”. (HESTIA MASUK DARI SALAH SATU RUANGAN, DAN ERTEMIS SEDIKIT TERSENTAK) ARTEMIS “MAAFKAN AKU YANG MULIA DEWI HESTIA, AKU BARU PULANG DARI BERBURU. ADA APA SEBENARNYA SAMPAI PARA DEWA MENACARIKU SEPERTI ITU?” HESTIA “SEBELUM ZEUS YANG AGUNG MENANYAKAN PADAMU SEBAIKNYA, AKU YANG BERTANYA TERLEBIH DAHULU PUTRI ZEUS DEWI ARTEMIS”. ARTMIS “APA YANG INGIN KAU TANYAKAN DEWI HESTIA?” (SELA ARTEMIS DENGAN RASA CEMAS) HESTIA “AKU INGIN MENAYKAN BAGAIMANA TUGASMU? KAU ADALAH DEWI KELAHIRAN? APA TUGASMU ITU BERJALAN DENGAN BAIK?”. ARTEMIS “EEMMMM….. “ (ARTEMIS BINGUNG UNTUK MEJAWAB PERTANYAAN ITU) HESTIA “DEWI ARTEMIS ADA APA? KATAKAN SAJA PADA KU”. (TIBA-TIBA SUARA BERISIK DARI LUAR ISTANA, DAN APOLLO PUN MASUK KEDALAM RUANG PERTEMUAN DENGAN NAFAS TERSENGAL-SENGAL) HESTIA “ADA APA APOLLO SAMPAI NAFASMU ITU BERKEJAR-KEJARAN?” (HESTIA BERTAMBAH PANIK DENGAN KEADAAN YANG SEMAKIN TAK TERKENDALI) APOLLO “DIMANA AYAH? DI MANA DIA WAHAI DEWI HESTIA YANG MULIA?”. HESTIA “AKU JUGA BELUM BERTEMU DENGANNYA, SUDAH DUDUK DAN MINUMLAH DAHULU, TENAGKAN FIKIRANMU”. ARTEMIS “SAUDARAKU DEWA APOLLO ADA APA?”. APOLLO “NANTI AKAN KUCERITAKAN JIKA DEWA ZEUS TELAH DATANG KEMARI”. (TAK LAMA SETELAH ITU ATHENA DAN ARES DATANG BERSAMA) ARTEMIS “ATHENA, ARES KALIAN DARI MANA?” ARES “HAI DEWI KELAHIRAN, SEHARUSNYA AKU YANG MENGAJUKAN PERTANYAAN ITU KEPADA MU!!! KAU DATANG DAN PERGI SEPERTI ANGIN YANG BERHEMBUS DARI GUNUNG OLYMPUS KE LAUT AEGEA DAN KEMBALI BERHEMBUS KE OLYMPUS, KAU SELALU MENGHILANG TANPA KABAR”. ATHENA “DEWA ARES, TIDAK SEHARUSNYA KAU BERKATA SEPERTI ITU SAAT INI KITA SUDAH DALAM KEADAAN YANG PELIK, JANGAN KAMU MENAMBAHI KEPELIKAN INI” . ARES “DEWI ATHENA AKU TAU KITA DALAM KEADAAN YANG SANGAN GENTING, TAPI SEMUA INI DIALAH PENYEBANNYA”. (ARES MENINGGIKAN NADANYA, SEMBARI MENUNJUK KAKU PADA ARTEMIS, ARTEMIS LANGSUNG TERTUNDUK SEKAN DIA MENYADARI KESALAHAN INI, APOLLOPUN BERDIRI DARI DUDUKNYA, DAN MENDEKATI ARES) APOLLO “DEWA ARES YANG MULIA!!! TAK SEHARUSNYA KAU BERKATA SEPERTI ITU PADA SAUDARIKU!!!” ARES “OHH DEWA KEBAHAGIAN, TERNYATA KAU BISA MARAH JUGA?” APOLLO “DEWA ARES!!!!” (APOLLO MENGANGKAT TANGANNYA, INGIN MEMUKUL ARES) ATHENA “DEWA APOLLO, DEWA ARES, APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN? BUKANKAH KALIAN DICIPTAKAN MENJADI DEWA UNTUK BERKELAKUAN BAIK? BUKAN SEPERTI INI! INGAT DIDEPAN KENING KALIAN TERUKIR LAMBANG KEDEWAAN KALIAN, APA KALIAN TIDAK MALU JIKA TINGKAH LAKU KALIAN SEPERTI ITU?” HESTIA “BIARKAN DEWI ATHENA, BIARKAN MEREKA MELANJUTKAN TINGKAH LAKU MEREKA YANG MEMALUKAN ITU, MEREKA BELUM SADAR DENGAN TANGGUNG JAWAB MEREKA SEBAGAI DEWA”. (TIBA-TIBA DEWA DAN DEWI YANG LAIN MASUK KERUANG PERTEMUAN) HERA “APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN WAHAI PUTRA-PUTRAKU?” (ATHENA,ARTEMIS, APOLLO, DAN ARES PUN MEMBERI SALAM PADA DEWA-DEWA YANG LEBIH TUA TERSEBUT) HADES “ARTEMIS KAU SUDAH DATANG?” ARTEMIS “SUDAH YANG MULIA DEWA HADES, MAAFKAN KETIDAK HADIRANKU PADA PERTEMUAN KEMARIN”. POSSAIDON “ZEUS YANG AGUNG SUDAH SAATNYA KITA MULAI MEMBAHAS PERMASALAHAN KITA INI”. ZEUS “DUDUKLAH KALIAN WAHAI PARA DEWA YANG MULIA” (SELURUH DEWAPUN DUDUK DIKURSI MEREKA MASING-MASING) ZEUS “WAHAI PUTRAKU DEWA APOLLO, AKU INGIN MENANYAKAN KEJADIAN YANG BARU SAJA KITA ALAMI, APA YANG KAU DAPATI DILUAR SANA?” APOLLO “MOHON MAAF AYAHKU ZEUS YANG AGUNG, AKU, DEWA ARES DAN DEWI ATHENA MENEMUI BEBERAPA PEMUKA YANG BERDOA DIKUIL ATHENA…” HADES “DEWA KEDAMAIAN YANG MULIA, MEREKA BERDOA DIKUIL ATHENA? BAGAIMANA BISA DOA MEREKA HINGGA TERDENGAR HINGGA OLYMPUS INI?” ATHENA “PARA DEWA YANG AGUNG, MEMANG JIKA KITA MENGGUNAKAN LOGIKA KITA TIDAK MUNGKIN SUARA MEREKA TERDENGAR HINGGA OLYMPUS, KECUALI AKU SENDIRI YANG BISA MENDENGARNYA, APA LAGI HINGGA MENGGETARKAN ISTANA INI, ITU TIDAK AKAN TERJADI TANPAAA….” ARES “TANPA APA ATHENA?”. ATHENA “TANPA BANTUAN DEWI GAIA” POSSAIDON “JADI DEWI GAIA IKUT CAMPUR DALAM MASALAH INI? APA BEGITU MAKSUDMU ATHENA?” ATHENA “BENAR YANG MULIA POSSAIDON”. ZEUS “OOH BETAPA BURUKNYA KITA WAHAI DEWA-DEWA YANG MULIA, SEHINGGA IBU PARA DEWA HARUS TURUN TANGAN UNUK MENEGUR KITA”. POSSAIDON “ITU MUNGKIN MASALAH KITA YANG TERBESAR DEWA ZEUS YANG AGUNG, TAPI AKU INGIN BERTANYA BAGAIMAN DENGAN MASALAH KITA DENGAN DEWI ARTEMIS?” ARTEMIS “MOHON MAAF YANG MULIA DEWA POSSAIDON DAN ZEUS YANG AGUNG, SEBELUM INI AKU SUDAH DIBERI PERTANYAAN OLEH DEWI HESTIA, DAN AKU BELUM SEMPAT UNTUK MENJAWABNYA”. HESTIA “INILAH SAATNYA UNTUKMU MENJAWAB PERTANYAANKU TADI” (BELUM ARTEMIS MEMULAI PEMBICARAANNYA, MUNCULAH WANITA TUA DARI LUAR RUANG PERTEMUAN, DAN DIALAH IBU PARA DEWA DAN DEWI YAITU DEWI GAIA) GAIA “ARTEMIS TAK USAH KAU MENJAWAB PERTANYAAN ITU”. (SEKETIKA SELURUH DEWA YANG ADA MEMBERI HORMAT PADA GAIA) “DUDUKLAH KEMABLI KEKURSI KALIAN”. ZEUS “IBU MAAFKAN KAMI, SEHINGGA KAU HARUS DATANG KEISTANA OLYMPUS INI”. GAIA “ANAKKU ZEUS YANG AGUNG, KAU ADALAH PIMPINAN SELURUH DEWA, KEWIBAWAANMU TIADA TANDINGANNYA, YANG AKU SAYANGKAN ADALAH KENAPA KEBIJAKANMU BISA MELUNTUR?” (ZEUS INGIN MENJAWAB PERTANYAAN ITU NAMUN GAIA, MENGANGKAT TANGANNYA SEOLAH TIDAK INGIN MENDENGARKAN PENGELAKAN ZEUS) GAIA “ANAKKU POSSAIDON AKU SANGGAT MENGERTI BAGAIMANA SIFATMU, OMBAK LAUTAN ADALAH GAMBARAN BAGAIMANA SIFATMU, TAPI APAKAH KAU SELALU INGIN SEPERTI ITU? APAKAH KAU LUPA BAHWA DILAUTAN ADA MUTIARA? DIDALAM DIRI PASTI MASIH ADA KELEMBUTAN ANAKKU POSSAIDON, TAPI KAU MALAS UNTUK MENEMUKAN MUTIARA ITU WAHAI DEWA LAUTAN?” (POSAIDON BERDIRI DARI TEMPAT DUDUKNYA) “JANGAN KAU BERANJAK DARI TEMPATMU ITU POSSSAIDON! (POSSAIDON KEMBALI DUDUK DIKURSINYA), ANAKKU HADES, DEWA KEMATIAN KETEGASAN MU TAK ADA YANG BERANI MELAWANNYA, TAPI SAAT INI KETEGASANMU ITU SEPERTI DEBU YANG TERTIUP ANGIN YANG HILANG DAN LENYAP TAK TERCIUM LAGI”. (HADES LANGSUNG TERTUNDUK SEAKAN IA MENYADARI APA YANG DIKATAKAN GAIA) “DEWI KELAHIRAN, DENDAMMU YANG TIDAK PERNAH HILANG ITULAH YANG MEMBUAT PERNIKAHAN DIBUMI SAAT INI TAK BERJALAN DENGAN BAIK, SELURUH PERNIKAHAN BERAKHIR DENGAN PERPISAHAN BAHKAN HINGGA PERTUMPAHAN DARAH”. “ANAKKU HESTIA DEWI PELINDUNG, SIAPA YANG KAU LINDUNGI? APAKAH KAU MELINDUNGI MEREKA YANG SELALU BERBUAT KEBAJIKAN? APAKAH KAU SELALU MELINDUNGI MEREKA YANG TERTINDAS? ATAU MEREKA YANG SELALU MEMANJATKAN DOA PADA KALIAN? TIDAK BUKAN? KAU HANYA MELINDUNGI ORANG YANG KAU SAYANGI, KAU TERLALU PILIH KASIH ANAKKU”. ARTEMIS “WAHAI DEWI KEBIJAKSANAAN GAIA, AKU BELUM MENDAPATKAN JAWABANMU KENAPA KAU MENYURUHKU UNTUK MEMBUAT KELAHIRAN DIBUMI INI CEPAT BERKEMBANG?”. GAIA “CUCUKU ARTEMIS DEWI KELAHIRAN, AKU HANYA INGIN TAU APA YANG AKAN DILAKUKAN ATHENA DEWI KEBIJAKAN KETURUNANKU INI, NAMUN DIA BELUM CUKUP MAMPU UNTUK MENGHADAPI MASALAH INI, IA MASIH TERLALU TAKUT UNTUK BERTINDAK, PADAHAL DIA SUDAH DIBERI KEKUASAN ATAS MANUSIA DENGAN KEBIJAKANNYA ITU”. (MELIHAT PADA DEWI ATHENA YANG BERLINANG AIR MATA, MENGAKUI KESALAHANNYA) “DAN KAU SENDIRI DEWI ARTEMIS KAU MASIH SENANG DENGAN SIFAT LIARMU ITU, SEHINGGA KAU SERING MENINGGALKAN TUGASMU UNTUK MENGATUR KELAHIRAN MANUSIA BARU DIBUMI”. (DEWA ARES DAN DEWA APOLLO YANG SEAKAN TIDAK MENDAPAT EVALUASI DARI GAIA MENGHELA NAFAS PENJANG) GAIA “JANGAN KIRA KALIAN TAK MENDAPAT TEGURAN DARI KU WAHAI DEWA PEPERANGAN DAN DEWA KEBAHAGIAAN, KEEGOISAN KALIAN TERHADAP TUGAS KALIAN MASING-MASING ITULAH YANG MENYEBABKAN KALIAN SELALU BERSELISIH DAN TAK DAPAT MEMAHAMI SATU DENGAN YANG LAIN, KALIAN BERTUGAS SEDIKIT LEBIH BAIK NAMUN, KALIAN TERLALU ACUH DENGAN YANG LAIN, ITU YANG AKAN MENGHANCURKAN DIRI KALIAN SENDIRI” “AKU HARAP KESEIMBANGAN DUNIA AKAN BERJALAN DENGAN BAIK,DAN KALIAN TIDAK AKAN MELAKUKAN KESALAHAN UNTUK KEDUAKALINYA APA LAGI KALIAN MELALIKAN TUGAS KALIAN”. (TANPA BERUCAP LAGI GAIA MENINGGALKAN RUANG PERTEMUAN ITU, DAN PARA DEWA PUN BERDIRI INGIN MENGEJAR GAIA) LAMPU MATI BABAK V LEMPU PERLAHAN HIDUP, SETTING DALAM ISTANA DENGAN TIGA KURSI, DAN SUDAH TERDAPAT SEORANG ANAK KECIL DAN SEORANG LAGI JAUH LEBIH TUA. ANAK “TERUS BAGAIMANA DENGAN SUARA YANG MEREKA DENGAR TADI AYAH?”. AYAH “SUARA-SUARA TADI ITU ADALAH SUARA PARA DEWA YANG DISURUH OLEH DEWI GAIA, AGAR PARA DEWA DI ISTANA OLYMPUS ITU BISA MENGERTI KESALAHANNYA MASING-MASING” ANAK JADI DEWI GAIA BERBOHONG? DAN PERASAAN YANG DIRASA OLEH DEWA ZEUS TADI TIDAK BENAR?” AYAH “TIDAK ANAKKU, DEWI GAIA MELAKUKAN SEPERTI ITU KARENA IA MELIHAT MANUSIA KESUSAHAN NAMUN MEREKA TIDAK BERANI MENGADU PADA DEWI ATHENA, KARENA TAKUT DEWA HADES YANG MENJAWABNYA” ANAK “OOOHHH KARENA TAKUT YA YAH? PADAHAL WALAUPUN MEREKA MENGADU MEREKA TIDAK AKAN DIAPA-APAKAN YA?” AYAH “BETUL ANAKKU, KETIKA KAMU MERASAKAN KETIDAK ADILAN JANGANLAH TAKUT UNTUK MENYUARAKANNYA, DAN AYAH HARAP KAMU SELALU MENJADI PRIA YANG BISA MENGEMBAN DENGAN BAIK TUGAS-TUGASMU KELAK” ANAK “SIAP AYAH” AYAH “YA SUDAH, SUDAH LARUT MALAM, SEGERALAH ISTIRAHAT” (ANAK KELUAR RUANGAN, LAMPU MATI) SELESAI